Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lalapan Gunda Sambal Kacang, Gulma Padi yang Kaya Nutrisi

3 Februari 2021   21:45 Diperbarui: 3 Februari 2021   22:15 4160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman gunda (dokpri milik Bayu Samudra)

Salah satu gulma padi yang bisa dikonsumsi, selain berek (baca: enceng gondok) adalah gunda. Olahan masakan apa saja yang dapat dibuat dari tanaman gunda? Apakah kamu pernah masak gunda sebagai menu sarapan di rumah? Baiklah, kita bahas bersama.

Pasca menanam padi, para petani tentu melakukan perawatan. Kontrol hama. Mengawasi pertumbuhan gulma. Sesekali memupuk tanaman padi. Selama itu berlangsung, gulma padi yang kerap mengganggu perkembangan tanaman padi tumbuh beriringan. Apabila dibiarkan, hasil panen padi tidak optimal. Sebab, nutrisi tanaman padi dari unsur hara tanah harus dibagi menjadi dua, kepada padi dan tanaman gulma.

Namun, sadarkah kita. Salah satu gulma padi yang boleh dimakan, dikonsumsi oleh manusia adalah gunda. Gulma padi kedua setelah enceng gondok yang juga dapat disantap.

Masyarakat Bali menyebut gunda sebagai gonda. Sedangkan masyarakat Jawa menamainya dengan sebutan gunda atau gundo. Lain hal bila dengan masyarakat Madura yang mematenkan nama gulma padi ini sebagai gundeh.

Keragaman nama tanaman yang indah. Begitupun, ragam budaya dari masyarakat Indonesia. Terutama, kuliner masakan nusantara.

Bagaimana cara mengonsumsi gunda? Apakah memberi manfaat pada tubuh kita?

Tanaman gunda memang disepelekan dalam bisnis sayuran Indonesia. Selain kelangkaan tanaman gunda, karena hanya tumbuh (tumbuhnya pun liar, karepe dewe) pada musim hujan dikala petani menanam padi. Namun, gunda mengandung begitu banyak nutrisi yang baik bagi tubuh kita. Sebelum itu, kita bahas masakan gunda dulu ya.

Tanaman gunda (foto dari satuharapan.com milik plantnet-project.org )
Tanaman gunda (foto dari satuharapan.com milik plantnet-project.org )
Tadi sore, tetanggaku memberi sebentel gunda yang didapat dari sawahnya. Mulus-mulus, cantik jelita. Masih muda dan segar. Saya dan keluarga sudah terbiasa mengolah gunda, apalagi mengonsumsinya. Sebab itu tadi, tanaman ini sangat jarang ditemukan. Tanaman musiman. Gunda termasuk juga dalam sayuran. 

Akhirnya, saya olah jadi lalapan. Tapi tanpa ikan ataupun sayuran lainnya. Seratus persen gunda. Biasanya saya campur (baca: tambahkan) dengan kecambah atau enceng gondok. Ya karena sore hari, kalau dimasak besok pagi gunda bakal layu, tak segar.

Pertama, kita bersihkan gunda.

Gunda ini tumbuh ditanah, akarnya serabut, jadi banyak lumpur yang menempel di pangkal batang. Untuk daunnya ini hampir mirip dengan talas. Kedap air. Gak menyatu. Ibarat, minyak dengan air.

Tanaman gunda (dokpri milik Bayu Samudra)
Tanaman gunda (dokpri milik Bayu Samudra)
Kemudian, kita basuh hingga bersih dengan air mengalir. Lalu, potong-potong gunda menjadi beberapa bagian. Dua sampai tiga bagian. Sebab, panjang gunda ini variatif. Ada yang sekitar 10 hingga 30 sentimeter. Ukuran optimal untuk dimasak. Sebab, semakin kecil ukurannya bakal menimbulkan rasa ketir, semacam pahit. Jika terlalu panjang atau tua usianya, gak enak dimakan. Alot. Jadi, sedang-sedang saja. 

Setelah dipotong, boleh pakai jari tangan atau pisau. Tapi lebih mudah dengan tangan. Soalnya, gunda yang diolah gunda muda. Bukan janda muda ya. Kemudian, gunda dicuci lagi. Biar tambah bersih. Karena kebersihan adalah hal penting dalam mengolah makanan.

Kedua, gunda direbus.

Gunda yang telah dibersihkan, kemudian direbus pada air mendidih. Proses ini memakan waktu sekitar 10 menit. Sudah cukup lama untuk membunuh bakteri atau kuman yang masih menempel pada sayuran. Bila terlalu lama, sayuran apapun itu termasuk gunda bakal lembek sekali. Lebih-lebih hancur, lumat.

Sayuran gunda yang telah direbus (dokpri milik Bayu Samudra)
Sayuran gunda yang telah direbus (dokpri milik Bayu Samudra)
Setelah masak, peras sayuran gunda. Ingat, tiriskan dahulu. Jangan langsung diperas, kan masih di dalam air panas. Matikan kompor dulu. Masaknya udah selesai. Peras sekuat-kuatnya. Layaknya memeras parutan kelapa guna menghasilkan santan. Upaya ini ditujukan untuk mengurangi kadar air yang tersisa dalam perebusan. Taruh pada wadah bersih.

Begitu saja masaknya? Terus langsung dimakan? Sek, dadi wong kuwi sing sabar. Saiki, gawe sambel e sek. Baru dimakan. Yo mosok enak, lek gak ono rasane.

Ketiga, kita membuat sambal kacang.

Sesuai namanya, kacang dijadikan sambal. Kita harus menyiapkan, kacang tanah yang sudah digoreng. Garam. Gula. Cabai yang sudah digoreng. Penyedap rasa (baca: micin). Bawang merah, bawang putih yang digoreng. Bukan bawang goreng, seperti di pasaran. Baru, diulek sampai halus.

Sambal kacang untuk lalapan gunda (dokpri milik Bayu Samudra)
Sambal kacang untuk lalapan gunda (dokpri milik Bayu Samudra)
Tingkat kepedasan bisa dikontrol melalui sedikit banyaknya cabai yang diulek. Untuk kacang tanahnya juga. Semakin banyak, ya tidak mengapa. Namun jangan banyak-banyak, bila kita punya riwayat kesehatan yang kurang baik terhadap kacang-kacangan. Bisa menimbulkan nyeri.

Keempat, menyantap lalapan gunda sambal kacang.

Kita bisa menyusunnya sesuai selera. Entah, lalapan gunda dulu, baru sambal kacang yang kemudian disusul oleh nasi. Atau, nasi dulu. Lalapan dan sambal kacang diatasnya. Boleh juga mengikuti tampilan seperti di foto tersebut. Terserah kamu. Ini soal selera. Masalah rasa, biar kamu dan lidahmu yang tahu.

Lalapan gunda sambal kacang (dokpri milik Bayu Samudra)
Lalapan gunda sambal kacang (dokpri milik Bayu Samudra)
Waktunya makan.

***

Apabila kita berbicara mengenai kandungan nutrisi pada gunda. Kita cukup tercengang. Sebab, sangat kaya nutrisi.

Pertama, memiliki kandungan lemak yang rendah.

Semua jenis sayuran. Pastilah memiliki kandungan lemak. Namun dalam porsi yang jauh lebih ramping, ketimbang pada daging dan telur. Kandungan lemak dalam gunda hanya sekitar 4,47 % (baca: empat koma empat puluh tujuh persen). Cukup rendah dan gak membuat rasa nyeri, akibat kolesterol naik. Dan sangat aman dikonsumsi oleh semua usia. Anak-anak hingga orang dewasa, sebab lansia mungkin kesulitan mengunyah. Maklum, giginya tinggal dua. 

Kedua, gunda kaya protein.

Dalam tanaman gunda terdapat sebanyak 18,27 % (delapan belas koma dua puluh tujuh persen) protein. Cukup tinggi sebagai pengganti daging dan telur. Apalagi dalam kelas, protein nabati. Waw, nutrisi yang baik bagi tubuh. Sayuran yang gak banyak orang tahu. Apalagi, sangat jarang di pasaran. Selain itu, protein dalam gunda melebihi kandungan protein dalam tanaman kangkung dan kacang panjang. Keren.

Ketiga, kaya akan karbohidrat.

Selain memiliki kandungan lemak dan protein, gunda juga mengandung karbohidrat. Jumlah karbohidrat dalam gunda yakni 70% (tujuh puluh persen). Sangat bagus bagi, orang yang tidak menjalankan program diet. Selain menjadi sumber protein, gunda juga menjadi sumber energi bagi tubuh kita. Lengkap. Kaya nutrisi.

Gunda yang telah direbus (dokpri milik Bayu Samudra)
Gunda yang telah direbus (dokpri milik Bayu Samudra)

Keempat, gunda memiliki senyawa fitokimia klorofil.

Tak hanya lemak, protein, dan karbohidrat. Gunda juga mengandung vitamin A, B kompleks, C, dan E. Sangat baik bagi tubuh, terutama mata, antibodi, dan kulit. Nyaman dimakan, lengkap pada vitamin. Bukan hanya vitamin, melindungi ada kandungan lainnya, yakni kalsium, magnesium, fosfor, asam amino, dan karoten. Mineral yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam aktivitas sehari-hari. Komplit.

Kelima, gunda merupakan antioksidan alami.

Super lengkap, masih ditambah antioksidan. Gunda, kecil-kecil cabe rawit. Mengurangi segala macam bentuk peradangan dalam tubuh adalah fungsi utama daripada antioksidan. Ternyata, gunda memiliki kandungan antioksidan. Komplit plus untuk sayuran gunda.

 

***

Gunda pada masyarakat Lumajang, diperjualbelikan. Artinya, menjadi salah satu sayuran yang diperdagangkan. Cocok di musim penghujan, saat ini. Gunda sang gulma padi, masuk jajaran sayur-mayur yang laris manis di pasaran. Entah karena mereka mengetahui kandungan nutrisinya atau hanya karena bujuk rayu pedagang. Faktanya, memang rasa gundo ini sangat maknyus disantap. Soal rasa, memang mantap.

Harga jual gunda di pasar Lumajang sekitar Rp2500 per unting. Entah satuan apa ini, yang jelas begitu. Unting itu segenggam tangan. Isinya variatif. Mulai dari sepuluh hingga belasan batang gunda. Tak pasti.

Tanaman gunda (dokpri milik Bayu Samudra)
Tanaman gunda (dokpri milik Bayu Samudra)

Gunda, gulma padi kaya nutrisi dan bernilai jual tinggi. 

Selain gunda dapat dibuat lalapan sambal kacang, gunda juga bisa ditumis. Sama halnya dengan kangkung. Toh, hampir mirip ya, antara gunda dan kangkung. Beda jenis saja.

Jadi, ada dua olahan. Pertama, sebagai lalapan sambal kacang. Entah, kamu mau ubah jenis sambalnya boleh. Sambal tomat atau sambal terasi. Tapi, saya rekomendasikan untuk tetap sambal kacang. Kemudian, yang kedua dibuat tumis gunda. 

Tinggal pilih, mana seleramu. Lalapan gunda atau tumis gunda. Sama semua, sama bahan bakunya, gunda dari tanah Pertiwi.

Jadi, sudah makan gunda hari ini?

Referensi Nutrisi Gunda

Bayu Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun