Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lalapan Gunda Sambal Kacang, Gulma Padi yang Kaya Nutrisi

3 Februari 2021   21:45 Diperbarui: 3 Februari 2021   22:15 4160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunda ini tumbuh ditanah, akarnya serabut, jadi banyak lumpur yang menempel di pangkal batang. Untuk daunnya ini hampir mirip dengan talas. Kedap air. Gak menyatu. Ibarat, minyak dengan air.

Tanaman gunda (dokpri milik Bayu Samudra)
Tanaman gunda (dokpri milik Bayu Samudra)
Kemudian, kita basuh hingga bersih dengan air mengalir. Lalu, potong-potong gunda menjadi beberapa bagian. Dua sampai tiga bagian. Sebab, panjang gunda ini variatif. Ada yang sekitar 10 hingga 30 sentimeter. Ukuran optimal untuk dimasak. Sebab, semakin kecil ukurannya bakal menimbulkan rasa ketir, semacam pahit. Jika terlalu panjang atau tua usianya, gak enak dimakan. Alot. Jadi, sedang-sedang saja. 

Setelah dipotong, boleh pakai jari tangan atau pisau. Tapi lebih mudah dengan tangan. Soalnya, gunda yang diolah gunda muda. Bukan janda muda ya. Kemudian, gunda dicuci lagi. Biar tambah bersih. Karena kebersihan adalah hal penting dalam mengolah makanan.

Kedua, gunda direbus.

Gunda yang telah dibersihkan, kemudian direbus pada air mendidih. Proses ini memakan waktu sekitar 10 menit. Sudah cukup lama untuk membunuh bakteri atau kuman yang masih menempel pada sayuran. Bila terlalu lama, sayuran apapun itu termasuk gunda bakal lembek sekali. Lebih-lebih hancur, lumat.

Sayuran gunda yang telah direbus (dokpri milik Bayu Samudra)
Sayuran gunda yang telah direbus (dokpri milik Bayu Samudra)
Setelah masak, peras sayuran gunda. Ingat, tiriskan dahulu. Jangan langsung diperas, kan masih di dalam air panas. Matikan kompor dulu. Masaknya udah selesai. Peras sekuat-kuatnya. Layaknya memeras parutan kelapa guna menghasilkan santan. Upaya ini ditujukan untuk mengurangi kadar air yang tersisa dalam perebusan. Taruh pada wadah bersih.

Begitu saja masaknya? Terus langsung dimakan? Sek, dadi wong kuwi sing sabar. Saiki, gawe sambel e sek. Baru dimakan. Yo mosok enak, lek gak ono rasane.

Ketiga, kita membuat sambal kacang.

Sesuai namanya, kacang dijadikan sambal. Kita harus menyiapkan, kacang tanah yang sudah digoreng. Garam. Gula. Cabai yang sudah digoreng. Penyedap rasa (baca: micin). Bawang merah, bawang putih yang digoreng. Bukan bawang goreng, seperti di pasaran. Baru, diulek sampai halus.

Sambal kacang untuk lalapan gunda (dokpri milik Bayu Samudra)
Sambal kacang untuk lalapan gunda (dokpri milik Bayu Samudra)
Tingkat kepedasan bisa dikontrol melalui sedikit banyaknya cabai yang diulek. Untuk kacang tanahnya juga. Semakin banyak, ya tidak mengapa. Namun jangan banyak-banyak, bila kita punya riwayat kesehatan yang kurang baik terhadap kacang-kacangan. Bisa menimbulkan nyeri.

Keempat, menyantap lalapan gunda sambal kacang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun