Hampir tiap detik ada chat masuk ke akun media sosial kita, baik whatsapp, telegram, facebook messenger, instagram, twitter, dan lain-lainnya bahkan SMS ke nomor handphone kita sekalipun. Berhati-hatilah karena pemangsa rupiah mengincar kamu!
Entah dari pacar, istri, suami, orang tua, teman bahkan bos di tempat kerja. Urusannya pun beragam; ada yang bertanya kabar, sekedar mengetahui keberadaan atau posisi kita hingga informasi libur dadakan di kantor.
Akan tetapi, tidak semua SMS atau chat masuk membawa informasi penting dan bermanfaat. Salah satunya yang marak terjadi pada keseharian kita adalah SMS penawaran barang atau jasa, pinjaman nol bunga, penawaran main togel, penawaran vcs (video call seks) hingga intruksi pembayaran atau transfer uang—yang tidak jelas asal-usulnya. Pasti tiap nomor handphone kita mengalami kejadian tersebut bahkan akun media sosial kita jadi sasaran chat bodong.
Sebelum lanjut, saya jelaskan dahulu makna kata bodong. Sebab memiliki perbedaan makna dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V, bahwasanya kata bodong berasal dari bahasa Madura yang penggunaannya diperuntukkan kepada kendaraan yang tidak memiliki surat-surat lengkap, seperti STNK maupun BPKB dan kepemilikannya tidak jelas atau kendaraan hasil curian yang diperjualbelikan secara gelap dengan harga miring.
Nah, makna kata bodong tersebut saya sematkan pada kata SMS. Sehingga makna SMS bodong adalah sebuah pesan singkat yang tidak jelas pengirim dan keberadaannya yang memiliki tujuan menipu, menyesatkan, dan mengelabuhi penerima pesan dengan memberikan penawaran maupun intruksi pembayaran.
Baiklah, saya lanjutkan.Â
Bagaimana sikap kita bila menerima SMS bodong?
Pertama, abaikan.
Tindakan utama terhadap pesan bodong yang masuk ke ponsel kita adalah mengabaikan isi pesan untuk melakukan langkah-langkah atau instruksi pada pesan bodong, seperti mengklik tautan, menghubungi nomor-nomor yang tertera pada pesan, menggunakan jasa atau membeli barang yang ditawarkan, dan mentransfer sejumlah uang yang tagihannya pun tak jelas. Perilaku-perilaku tersebut harus dihindari oleh kita agar terhindar dari tindak penipuan, penyalahgunaan identitas dan tindak kriminal lainnya.
Padahal kita tidak tahu apa isi link tersebut, apakah benar atau hoax semata. Namun sebagai pengguna smartphone yang orangnya juga smart, maka harus mengetahui domain-domain apa yang digunakan dalam suatu address websitenya atau link tersebut, baik itu domain untuk pemerintah (.go.id) atau organisasi atau perorangan (.org) sehingga jelas tujuan mengklik link tersebut agat tidak terkena suatu tindakan scam atau phising yang marak terjadi di dunia internet.
Kedua, laporkan.
Setelah mengabaikankan isi pesan bodong tersebut, jangan biarkan begitu saja sebab akan terus mengganggu kita dan orang lain. Ibarat mata rantainya belum terputus dan terus mencari mangsa baru. Untuk itu, laporkan SMS bodong atau chat bodong karena sebenar-benar unfaedah.Â
Jika pesan bodong diterima pada akun media sosial, kita dapat memblokirnya dan melaporkannya pada pengaturan lanjutan. Sedangkan bila diterima pada nomor handphone via SMS dapat melaporkan pada lembaga yang berwenang, baik provider, Kementerian Komunikasi dan Informatika, OJK, dan LAPOR.
Kenapa OJK? Karena SMS atau chat bodongnya berkaitan dengan keuangan. Jadi biar lebih efektif saja. Sebab ditangani oleh lembaga yang berkenaan dengan jasa keuangan.
Bila menggunakan jasa pelaporan Otoritas Jasa Keuangan, saya kudu lapor ke layanan surel OJK pada alamat konsumen@ojk.go.id dengan mengirimkan tangkapan layar SMS atau chat bodong atau melalui FCC OJK di 1-500-655. Jika melaporkan SMS bodong tersebut pada provider, saya langsung telepon care line officer provider merah melalui nomor 188.
Ketiga, hapus.
Ketika dua langkah sebelumnya sudah dilakukan, maka langkah terakhir adalah menghapus pesan bodong yang masuk ke ponsel kita supaya tidak memenuhi folder pesan masuk pada handphone milik kita.
Adakah yang tahu mengapa SMS bodong itu masuk ke nomor telepon kita? Saya yakin tidak ada yang mengetahui betul, hanya provider dan Tuhan yang tahu. Tapi berdasarkan persepsi saya, bahwasanya SMS atau chat bodong tersebut sengaja dikirimkan pada nomor telepon yang kita miliki. Entah dari mana si pengirim pesan mendapatkan data nomor telepon.Â
Diduga kuat outlet-outlet pulsa pinggir jalan itu sebagai para pengirim SMS bodong, sebab hanya mereka yang tahu nomor telepon kita saat transaksi pembelian pulsa atau pihak penyedia akun media sosial maupun provider yang sengaja menawarkan dan menjual data nomor telepon pengguna kepada orang tak bertanggung jawab.
Sekadar saran, lebih aman bila melakukan pembelian pulsa atau kuota internet pada aplikasi provider masing-masing menggunakan uang elektronik maupun mobile banking yang terjamin keamanan dan kerahasiaan data penggunanya.
Tuntas sudah cara mengatasi SMS bodong yang masuk ke smartphone kita dengan langkah-langkah ALH (abaikan, laporkan, dan hapus) agar kita semua terhindar dari segala macam bentuk penipuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H