Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kisah Cinta Demokrasi, HAM, dan Pendidikan Multikultural

28 Juli 2020   21:05 Diperbarui: 30 Juli 2020   07:34 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demokrasi ibarat seorang laki-laki. Menggebu-gebu dalam mencapai suatu keadilan. Pendidikan multikultural layaknya seorang perempuan. Lemah lembut dalam menanamkan pengajaran hidup. HAM bak seorang laki-laki. Berjuang keras untuk mencapai kesetaraan hidup.

Multikultural adalah sebuah keadaan yang mana terdapat keragaman di masyarakat yang hidup pada waktu yang sama, saling memengaruhi dalam jangka waktu panjang, dan harus menerima keadaan tersebut sebagai identitas sebuah masyarakat untuk mencapai suatu tujuan. Keragaman yang dimaksud adalah ragam suku, ragam etnis, ragam ras, ragam golongan, ragam agama, ragam ideologi, dan keragaman lainnya.

Pendidikan multikultural adalah sebuah proses pembelajaran bagi semua orang dalam masyarakat tanpa batasan usia. Keragaman sosiokultural dalam kehidupan berbangsa dan bernegara baik itu suku, ras, agama, golongan, etnis, gagasan, dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat. Toh sebagai kekuatan untuk mencapai tujuan bersama. 

Secara singkat dapat dikatakan bahwa, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menitikberatkan toleransi atas keberagaman dalam masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi Indonesia dalam rangka menyatukan semangat dan tekad masyarakat agar dapat mencapai suatu tujuan. 

Oleh karena itu, Indonesia memerlukan sebuah jiwa nasionalisme yang mencintai keragaman yang ada untuk sama-sama merangkul dalam mencapai tujuan kehidupan yang berasaskan toleransi, saling menghargai, saling menghormati, dan gotong royong. Maka dibentuklah sebuah konsep pendidikan multikultural.

Bayangkan betapa besarnya Indonesia yang di dalamnya terdiri dari kurang lebih 17.000 pulau dengan berbagai budaya, tradisi, adat istiadat, suku, ras, bahasa, dan agama. Lebih dari ratusan suku menghuni Indonesia, ratusan budaya, ratusan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia setiap harinya, dan menganut lima agama besar di dunia. 

Dengan keberagaman yang ada, tentunya akan sering terjadi gejolak atau gesekan yang terjadi di antara masyarakat. Contoh, menimbulkan konflik yang menyebabkan pertikaian, pertentangan, dan permusuhan. 

Oleh karena itu, Indonesia perlu mengadakan sebuah  konsep  atau sistem yang bertujuan untuk menyatukan keberagaman atau perbedaan yang ada untuk menjadi sebuah kekuatan atau landasan bagi bangsa Indonesia untuk membangun peradaban di era yang akan datang.

Bagaimana penerapan pendidikan multikultural di Indonesia?

Penerapan pendidikan multikultural di Indonesia sudah cukup baik, namun perlu ditingkatkan. Hal ini terlihat dengan pemberian atau penambahan mata pelajaran di sekolah mengenai pendidikan karakter. Diharapkan mulai usia dini terutama pelajar telah mengetahui keberagaman Indonesia dan memiliki sikap toleransi dalam berinteraksi dengan sesama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun