Meskipun karya ini sepenuhnya adalah interpretasi dan hasil pemikiran Bayu santosa sebagai pihak comissioned artist, dan Jonathan Dhion sebagai CEO dapat dikatakan bahwa ruang bebas yang dimiliki Bayu Santosa tidak pula me-negasi kenyataan bahwa fungsi yang dilakoni karya Bayu Santosa ini adalah fungsi sosial yang "tunduk" (subservient) pada fungsi personal secara spesifik, untuk menyenangkan Jonathan Dion dalam bekerja diruangannya.Â
Bayu santosa menampilkan sedikit ciri khasnya dan gaya baru dalam karya mural tersebut jika dibandingkan dengan karya-karya sebelumnya namun karya ini dapat dikatakan menjadi barometer baru dalam perkembangan fenomena Mural serta budaya populer di Indonesia. Mural telah memberi dampak terhadap budaya visual yang berkembang di Indonesia, karena mural tetap memberikan kontribusi terhadap budaya populer yang tengah digandrungi oleh masyarakat muda dalam kegiatan dan juga pola pikir mereka.
Daftar Pustaka
- Nisa Ashila Ghaisani : Kajian Sosiologi Seni Pada Commissioned Work Darbotz Untuk Nike.
- Van Maanen, H. (2009) : How to Study the Artworlds, On the Societal Functioning of Aesthetic Value, Amsterdamn University Press.
- Stallabrass, J (2004) : Art Incorporated : The Story of Contemporary Art, Oxford University Press Inc., New York. Sutrisno, M dan Putranto, H (2005) : Teori-Teori Kebudayaan, Penerbit Kanisius.
- Teori Sosiologi Klasik "Karl Marx"Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H