Mohon tunggu...
Bay Mamonto
Bay Mamonto Mohon Tunggu... Guru - GURU

saya suka menulis dengan tema bebas dan suka traveling. menikmati hari libur dengan menulis dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Love

Agar Tak Menjaga Jodoh Orang Lain

9 Juni 2023   23:17 Diperbarui: 9 Juni 2023   23:20 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketertarikan terhadap orang lain adalah sebuah proses pemberian diri kepada suatu keadaan untuk menjalin hubungan yang melebihi persaudaraan dan terikat dengan perasaan cinta dan kasih. Ketertarikan yang dimaksud merupakan rasa suka kepada lawan jenis. Hubungan ini biasa di sebut dengan kata pacaran atau percintaan, yang akan menuju proses hubungan pernikahan maupun bisa diakhiri sebatas menjadi mantan.

Umur tak jadi masalah pada proses ini, dengan buka hati dan mampu percaya adalah konsep utama dalam menjalin hubungan pacaran. Baik dengan kekuatan cinta pada pandangan pertama maupun cinta yang hadir begitu saja tanpa permisi. Dalam hubungan pacaran ada masa aktivnya, tergantung kita yang menjalaninya. Ada yang hanya bisa bertahan seumur jagung, ada juga yang bisa melanjutkan hubungan ini ke jenjang pernikahan. Karena pacaran pada umumnya adalah masa perkenalan, jadi cenderung orang yang sedang menjalin hubungan ini lebih mencari kecocokan dan mencocokan. Baik kecocokan dari segi perilaku maupun mencocokkan visi dan misi Bersama di masa depan.

Lain halnya dengan tragedi pacaran dengan bertahun-tahun namun kandas begitu saja. Hal ini lumrah terjadi pada setiap moment pacaran manusia lainnya, ini dinamakan "Menjaga Jodoh Orang Lain". Pernyataan ini memang sering kita temukan di kalangan masyarakat dan pemuda sekarang, semua ini tentu ada sebabnya. Sebab akibat dari kasus ini kadang dari keduanya maupun dari salah satu pihak saja.

Jadi sebelum hal ini terjadi, saya mencoba memberikan tips atau bentuk antisipasi dalam hubungan seperti ini. Berikut tipsnya:

1. Menjalin Komunikasi 

Dalam hal ini memang komunikasi yang paling utama, karena apa?

Dengan kita membangun komunikasi Bersama pasangan, berarti kita membangun satu komitmen sederhana dalam diri sendiri. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap jujur dan bertanggungjawab dengan diri sendiri. Namun, kita jangan memaksakan pasangan kita untuk melakukan sesuatu berdasarkan kemauan kita. Jangan terburu-buru menekan pasangan kita untuk bisa berkomunikasi santai dengan kita. Santai yang dimaksud adalah memaksa untuk terbuka dengan masalahnya, apalagi menyangkut masalah pribadi dan keluarganya. Karena tidak semua manusia bisa terbuka dengan pasangannya, apalagi berkaitan dengan persoalan yang tergolong perasaan sakit dan kekecewaan.

Kita harus membarikan waktu yang cukup untuknya terbuka dengan kita. Kapan itu? Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Jika kita mampu bersabar dan terus mendampinginya, suatu saat pasti pasangan kita akan mulai percaya dan merasa nyaman serta mampu terbuka dengan semua perasaannya. Tunggu saja dan tetap melakukan yang terbaik dan memberikan perhatian kepadanya.

Lebih lanjut, kita harus mengatur suasana nyaman kemudian kita bisa ambil kesempatan itu untuk memulai pembicaraan dan memancing pembicaraan dengan sedikit mengalah. Berikan arah pembicaraan kesesuatu yang pasti, misalnya kita berandai jika kita menikah nanti, jika kita punya anak atau jika nanti bagaimana kalau putus?

Hal ini akan memancing respon dari pasangan kita, dan kita bisa memanfaatkan respon itu untuk memulai komitmen dengan memberikan gambaran-gambaran positif. Dengan begitu kita bisa mengetahui gambaran pikiran pasangan kita mengenai status hubungan. Apakah dia serius atau hanya datang untuk mengisi waktu luang saja.

Jika jawabannya membuatmu ragu, segeralah untuk berpikir dan bertindak untuk melepas diri, dan jika jawabnnya membuatmu tersanjung, kamu bisa meyakinkan diri sendiri untuk tidak terpengaruh dengan perasaan senang itu. Bersikaplah normal dan tetap menjalankan hubungan yang menurutmu baik.

2. Buatlah Dirimu dan Dirinya Nyaman 

Pada point ini, menjelaskan perasaan timbal balik antara perasaanmu ketika menjalin hubungan dengan pasangan dan perasaan pasanganmu ketika menjalin hubungan denganmu. Hubungan percintaan memang harus dua arah, karena jika dua arah memberikan respon yang sama, niscaya hubungan akan berlanjut dengan indah. Cari terlebih dahulu kenyamananmu dalam mencintai pasanganmu, kemudian buatlah dia nyaman menjalin hubungan denganmu. Dengan begitu hubungan ini akan menjadi pasti kedepannya. Tinggal memohon keridhoan-Nya agar berjodoh. Pernyatannya, kenyamanan seperti apa?

Sekali lagi jawabnnya ada pada diri kalian sendiri. Cari hal apa yang kita sukai pada pasangan, buatlah hal yang disukai itu menjadi dasar dalam menjalin hubungan dan kembangkan ke dalam bentuk lain. Seperti jika kita menyukai adalah fisiknya, maka bantulah pasangan kalian untuk tetap cantik dan tampan agar perasaan suka itu semakin bertambah. Dorong dan bantu dia untuk tetap cantik dan tampan, dengan begitu kita belajar untuk menerima dan bertanggungjawab dengan hubungan yang kita jalani,  Dan jika yang kita sukai itu adalah kepribadinnya, maka kita harus menerima semua kepribadiannya yang lain. Hal ini semacam pernyataan jika kita menyukai kebaikannya maka kita juga harus menyukai semua keburukannya.

Sebaliknya, jika kita tidak nyaman dengan diri kita sendiri pada saat menjalani hubungan pacaran dengan pasangan kita, maka sama saja kita memulai sebuah kehancuran hubungan yang tertunda. Segeralah akhiri dan jangan membuat pasangan kita untuk kecewa dikemudian hari.

3. Mencintai Apa Adanya 

Cinta memang kadang perlu alasan untuk bertahan, salah satunya dengan mencintai pasangan dengan apa adanya. Namun, pernyataan ini hanya bertahan pada awal-awalnya saja, dengan berjalannya waktu pacaran dan semakin tua umur hubungan pacaran yang dijalani, kita cenderung akan memaksakan pasangan kita untuk sempurna, dan berusaha merubah diri kita sendiri dan diri pasangan kita untuk sesuai keinginan hati. Hal ini memang biasa terjadi dalam menjalani hubungan, apalagi hubungan yang sudah terjalin cukup lama, dengan dalih karena sudah terlanjur lama kita akan tetap bertahan meski kita tidak lagi menjadi diri sendiri dan berubah demi pasangan kita.

Jika perubahan itu dari keburukan menjadi kebaikan itu sangatlah dianjurkan, namun bagaimana dengan jati diri kita yang dulunya menyukai hal yang positif dan berubah menjadi negative? Ini perlu adanya revisi Kembali.

Revisi yang dimaksud berupa memberikan kesempatan pada diri sendiri untuk menelaah apalah sejauh ini perubahan apa yang kita jalani sekarang dan efeknya kepada diri kita. Jika perubahan itu mengarahkan kita pada kehancuran maka segeralah menarik diri dan jika perubahan itu membawa kita dalam kebaikan, maka perlu kita garis bawahi untuk tetap bertahan dengan hubungan ini. Karena suatu hubungan yang baik adalah hubungan yang membawa kita dalam jalan kebaikan dan kemakmuran Bersama, bukan hanya pada satu pihak saja.

4. Mengajak untuk Menabung Bersama Pasangan 

Hal ini memang terdengar menggelikan, namun ini bisa dijadikan salah satu aspek untuk pasangan berpikir dua kali untuk meninggalkan kita. Karena apa?

Karena dengan semakin kuat niat kita untuk menabung Bersama, maka jumlah pundi akan semakin bertambah dan mimpi akan semakin tinggi. Jadi pasangan kita akan memberikan rasa kepercayaan kepada diri kita. Pasangan kita akan termotivasi dengan ide ini dan akan semakin lengket dengan kita. Karena kekuatan uang lebih kuat daripada cinta. Hehehe,,

5. Mengenalkan Pasangan dengan keluarga

Ok, pada point ini berarti kita sudah serius dengan hubungan ini, jadi kita perlu Langkah lebih berani dengan mengenalkan pasangan kita dengan keluarga. Cukup keluarga terdekat saja, tidak perlu keluarga besar. Dengan hal ini kita akan dipandang serius dan berani serta bertanggungjawab dengan hubungan ini, termasuk menghargai dirinya karena menganggapnya serius dan berarti. Perasaan inilah yang menjadi kunci utama dalam hubungan pacaran, dihargai dan dicintai dengan tulus serta mampu menempatkan pasangan kita dalam posisi sempurna dalam keluarga kita.

Perkenalan ini bisa dimulai dengan membawa atau mengundang pasangan kita ke acara keluarga, memperkenalkan dengan cara sederhana dan tidak begitu resmi. Nanti selanjutnya bisa diantur dikemudian hari untuk perkenalan lebih formal.

6. Berdoa dan Berikhtiar 

Pada point ini, berarti kita sudah bertindak semampu yang kita bisa. Jadi tugas terakhir adalah menyerahkan semua kepada Tuhan sebagai Zat yang Maha membolak-balikkan hati manusia. Jika memang pasangan kita adalah jodoh kita, maka tidak ada satu manusiapun bisa mengambilnya dari kita. Namun sebaliknya, meskipun kita sudah berusaha dengan sekuat jiwa dan raga, jika memang tidak berjodoh, maka yang perlu kita lakukan adalah berpasrah dan bersabar dengan semua kehendak-Nya.

Akan tetapi, tidak ada yang tidak mungkin dengan doa. Allah telah berjanji, jika kita tulus dengan doa dan keinginan kita, maka tidak ada yang mustahil baginya. Perbanyak sholat malam dan berbuat baik. Percayalah semua sudah ada porsinya masing-masing dan semua ketentuan-Nya adalah yang terbaik buat kita.

Ok, sekian tips yang bisa saya berikan, pengalaman memang guru terbaik dalam kasus ini, namun apa salahnya kita mencoba dengan hal lain. Yang terpenting adalah rasa tulus, Ikhlas dan bertawakal merupakan kunci dari semua Hajat kita, termasuk jodoh. Meskipun pada akhirnya kita hanya menjaga jodoh orang lain, namun kita bisa memiliki pengalaman yang berharga karena pernah mencintai dan belajar Ikhlas untuk melepaskan. Karena ada yang bilang, level tertinggi dalam mencintai adalah melepaskan pasangan kita untuk Bahagia, meskipun bukan dengan kita.

Selamat mencoba gyus... lebih dan kurangnya kita bisa belajar sama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun