Ketertarikan terhadap orang lain adalah sebuah proses pemberian diri kepada suatu keadaan untuk menjalin hubungan yang melebihi persaudaraan dan terikat dengan perasaan cinta dan kasih. Ketertarikan yang dimaksud merupakan rasa suka kepada lawan jenis. Hubungan ini biasa di sebut dengan kata pacaran atau percintaan, yang akan menuju proses hubungan pernikahan maupun bisa diakhiri sebatas menjadi mantan.
Umur tak jadi masalah pada proses ini, dengan buka hati dan mampu percaya adalah konsep utama dalam menjalin hubungan pacaran. Baik dengan kekuatan cinta pada pandangan pertama maupun cinta yang hadir begitu saja tanpa permisi. Dalam hubungan pacaran ada masa aktivnya, tergantung kita yang menjalaninya. Ada yang hanya bisa bertahan seumur jagung, ada juga yang bisa melanjutkan hubungan ini ke jenjang pernikahan. Karena pacaran pada umumnya adalah masa perkenalan, jadi cenderung orang yang sedang menjalin hubungan ini lebih mencari kecocokan dan mencocokan. Baik kecocokan dari segi perilaku maupun mencocokkan visi dan misi Bersama di masa depan.
Lain halnya dengan tragedi pacaran dengan bertahun-tahun namun kandas begitu saja. Hal ini lumrah terjadi pada setiap moment pacaran manusia lainnya, ini dinamakan "Menjaga Jodoh Orang Lain". Pernyataan ini memang sering kita temukan di kalangan masyarakat dan pemuda sekarang, semua ini tentu ada sebabnya. Sebab akibat dari kasus ini kadang dari keduanya maupun dari salah satu pihak saja.
Jadi sebelum hal ini terjadi, saya mencoba memberikan tips atau bentuk antisipasi dalam hubungan seperti ini. Berikut tipsnya:
1. Menjalin KomunikasiÂ
Dalam hal ini memang komunikasi yang paling utama, karena apa?
Dengan kita membangun komunikasi Bersama pasangan, berarti kita membangun satu komitmen sederhana dalam diri sendiri. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap jujur dan bertanggungjawab dengan diri sendiri. Namun, kita jangan memaksakan pasangan kita untuk melakukan sesuatu berdasarkan kemauan kita. Jangan terburu-buru menekan pasangan kita untuk bisa berkomunikasi santai dengan kita. Santai yang dimaksud adalah memaksa untuk terbuka dengan masalahnya, apalagi menyangkut masalah pribadi dan keluarganya. Karena tidak semua manusia bisa terbuka dengan pasangannya, apalagi berkaitan dengan persoalan yang tergolong perasaan sakit dan kekecewaan.
Kita harus membarikan waktu yang cukup untuknya terbuka dengan kita. Kapan itu? Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Jika kita mampu bersabar dan terus mendampinginya, suatu saat pasti pasangan kita akan mulai percaya dan merasa nyaman serta mampu terbuka dengan semua perasaannya. Tunggu saja dan tetap melakukan yang terbaik dan memberikan perhatian kepadanya.
Lebih lanjut, kita harus mengatur suasana nyaman kemudian kita bisa ambil kesempatan itu untuk memulai pembicaraan dan memancing pembicaraan dengan sedikit mengalah. Berikan arah pembicaraan kesesuatu yang pasti, misalnya kita berandai jika kita menikah nanti, jika kita punya anak atau jika nanti bagaimana kalau putus?
Hal ini akan memancing respon dari pasangan kita, dan kita bisa memanfaatkan respon itu untuk memulai komitmen dengan memberikan gambaran-gambaran positif. Dengan begitu kita bisa mengetahui gambaran pikiran pasangan kita mengenai status hubungan. Apakah dia serius atau hanya datang untuk mengisi waktu luang saja.
Jika jawabannya membuatmu ragu, segeralah untuk berpikir dan bertindak untuk melepas diri, dan jika jawabnnya membuatmu tersanjung, kamu bisa meyakinkan diri sendiri untuk tidak terpengaruh dengan perasaan senang itu. Bersikaplah normal dan tetap menjalankan hubungan yang menurutmu baik.