Mohon tunggu...
Bay Mamonto
Bay Mamonto Mohon Tunggu... Guru - GURU

saya suka menulis dengan tema bebas dan suka traveling. menikmati hari libur dengan menulis dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nyaman Menjadi Gay?

24 Mei 2023   11:16 Diperbarui: 24 Mei 2023   11:49 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gay it's Money

Kehidupan pembebasan seperti yang khalayak ketahui ada banyak versi. Lebih khusus kali ini akan kita Bahas mengenai kehidupan GAY. Kata GAY dalam Bahasa inggris digunakan sebagai kata sifat dan kata benda. Hal ini merujuk pada orang yang memiliki sikap homoseksual. Seperti yang Nampak dalam lingkungan sekitar, kita sering menjumpai beberapa bentuk dari mereka.

Kenapa saya katakan bentuk?

Penjelasannya itu dikarenakan GAY lebih kesosok perawakan atau watak seseorang yang mungkin ada yang terlihat jelas dan ada yang tersembunyi. Bentuknya ada yang Nampak laki-laki menyerupai perempuan (HOMO) dan ada juga perempuan yang menyerupai laki-laki (Lesbian) dan hal ini banyak di sekitar kita. Memang, tidak semua manusia peduli dengan keberadaan mereka, namun ada juga beberapa yang memahami dan sadar akan keberadaan mereka.

Dalam tulisan kali ini, saya tidak bermaksud mengucilkan atau memberikan logo terhadap mereka. Namun kali ini saya akan memdeskripsikan Sesuatu yang mungkin sudah kalian pahami dan sadari namun kalian belum memaknainya.

Oke, bicara tentang GAY atau Lesbian, pasti disepanjang pemikiran yang berjalan itu berkaitan dengan balasan atau ganjaran dari TUHAN.

AZAB. Ya... karena disejumlah ayat Al-quran dan kita suci lainnya jelas melarang dan mengecam sikap tersebut. Secara prespektif Teologi dan historis GAY/Lesbian dianggap kaum kerusakan yang dimulai dari zaman nabi Luth. Kaum ini diberikan balasan dari Tuhan dengan dilelehkan oleh lahar panas dan dikeraskan seperti batu.

Kisah ini hampir semua manusia mengetahuinya dan semua agama di dunia menerangkannya. Sejumlah ayat dan potongan hadits menjelaskan betapa rusaknya kaum tersebut. Lebih lanjut, dari semua kecaman dan penjelasan atas kaum ini telah luntur dengan berjalannya dan perkembangan teknologi di dunia. Kaum ini pada awalnya masih takut dan tabu dalam kehidupan bermasyarakat, namun dengan pekembangan teknologi dan pembebasan dalam pergaulan kaum ini mulai menunjukkan keberadaannya, berani tampil dengan warna warni  benderanya dan mulai memberanikan diri untuk mengutarakan pendapat. Dan hal ini justru sudah mulai diterima dikalangan masyarakat luas.

Kenapa saya katakan mulai di terima?

Dikarenakan masyarakat yang mulai terbuka dengan beberapa perbedaan. Tidak menutup kemungkinan ada juga masyarakat yang menolak mereka. Banyak bentuk penolakan yang dilakukan oleh masyarakat yang taat agama, mulai dari menyuarakan penolakan secara teran-terangan sampai pada penolakan tertutup seperti memberikan efek jera berupa pembullyan dan sampai pada penyiksaan mental lewat media sosial.

Netizen, sebutan dari para penggemar atau pembenci yang ranah media sosial memainkan jemarinya dengan kata-kata yang jelas merusak mental dan menjarah sampai pada seluk tulang dan mengiris hati para penganut Gay/lesbian ini.

Sekarang timbul pertanyaan, kita siapa? Apa posisi kita mengecam? Dan apa untungnya buat kita membully atau menghina mareka?

Banyak pertanyaan yang timbul dibenak sekarang ini. Sikap manusia memang tidak sama dan cenderung ingin terlihat serta tidak suka intropeksi diri. Suka mengomentari namun tidak suka dikomentari. Hal inilah yang membuat manusia sering bertindak seenaknya. Menggunakan ilmu dan kelebihannya untuk mengecam dan menghakimi manusia lainnya.

Dalam hal ini saya tidak membela hubungan sesama jenis yang dimaksud, namun saya memposisikan diri sebagai manusia biasa yang berusaha berdiri sejajar tanpa memandang ke atas dan ke bawah serta tidak serta merta merasa suci dari manusia lainnya. Pandangan yang saya bawa dalam tulisan ini cenderung dari beberapa situasi yang mungkin tidak semua orang bisa melihatnya dan merasakannya. Ini berkaitan dengan hubungan sesama jenis yang pernah kutemui.

GAY IT'S MONEY.

Sebelum berangkat dari penjelasan judulnya, saya sengaja mengangkat permasalahan pandangan dan olahan masyarakat mengenai hubungan sesama jenis ini. Tentu ini ada alasannya, yaitu memperjelas dan mengingatkan Kembali betapa pekanya agama dan hukum kita, termasuk budaya yang mandarah daging di antara urat-urat nadi kita yang membawa kita tanpa berpikir rasional membantai kaum ini tanpa melihat latar belakang sehingga hubungan ini bisa terjadi. Memang itu bukan urusan kalian, namun ini perlu kalian ketahui sebelum mengencam dan menghakimi.

GAY IT'S MONEY adalah tulisan deskripsi yang menjelaskan tidak semua hubungan sesama jenis ini terjadi karena penyakit atau penyimpangan seksual semata. Namun, bergerak dari hal tersebut tulisan ini memberikan gambaran dari sudut lain.

Gambaran ini dimulai dari sosok pria yang membutuhkan dorang materi karena desakan ekonomi dan keinginan dunia. Kita tahu Bersama keinginan dunia kadang bisa ditolak dan kadang tidak bisa dibendung, termasuk sisi kebutuhan. Seorang pria yang memiliki keterbatasan kehidupan, Pendidikan dan pergaulan menjerumuskan diri ke hubungan ini. Tenggelam dan menyelam tanpa sadar ke dalam dekapan para pria kaya lainnya yang memiliki hasrat seksual pada sesama.

Pria ini memilih jalan dan bendungan sesama jenis sudah cukup lama dan mulai terpedaya dengan selaman cinta serta kekayaan yang bergelimang. Dirawat, dicintai dan dihargai merupakan kebutuhan khusus yang sekarang masih diselaminya. Guyuran kasih sayang ini lambat laun sulit dilepaskannya. Genggaman itu terasa makin kuat dan masuk kerongga kehidupannya. Pengakuannya sampai saat ini sosok pria yang sudah mengencaninya selama 5 tahun ini masih sangat menyayanginya layaknya seorang istri dan ratu. Meski pada kenyataanya pria itu sudah menikah dan memiliki 2 orang anak.

Jadi posisinya, mereka berdua beradegan bak suami dan istri. Yang berperan sebagai suami adalah sosok pria kaya yang sudah menikah dan peran istri dimainkan oleh pria yang terlanjur mengagumi situasi ini. Pria kaya menjalankan perannya sebagai suami dengan baik, yaitu memberikan nafka dan membuat Bahagia dengan cara memandikan harta dan kemewahan kepada pria yang kita sebut saja Namanya Rey (nama samaran).

Aku mengenal Rey sudah sekitar 2 tahun terakhir ini, dan dia mulai berani menunjukkan perilaku penyimpangannya ini baru sekitar beberapa bulan yang lalu. Memang butuh kepercayaan yang tinggi dan keberanian yang cukup besar untuk Rey mengungkapkannya. Rey mengaku sudah  5 tahun dia menjalani hubungan ini dengan sembunyi-sembunyi dari semuanya, termasuk keluarganya. 30 Tahun adalah umur yang tidak lagi muda bagi Rey. Umur begitu adalah awal konflik dari Rey.

Sampat ku bertanya, sampai kapan kamu seperti ini?

Menurutnya, ia tidak bisa menebak masa depannya, ia termasuk sudah pernah berupaya untuk lepas dari hubungan ini, namun semua tampak sia-sia. Hal ini dikarenakan kebiasaan yang sudah mandarah daging dan kemunculan pria yang sama selalu mencoba memasuki Kembali kehidupannya. Menurutnya lagi pria tersebut juga membutuhkan waktu untuk melepaskan diri dan dia tidak mau egois sendiri. Jadi mereka berdua memutuskan untuk tetap mengalir dan mulai mengurangi intensitas pertemuan mereka.

Pengakuannya lebih lanjut, pertemuan mereka mulai dibatasi dan mulai mengatur jadwal pertemuan, ini dilakukan semata karena mereka berdua mulai membuka diri untuk saling menerima dan ikhlas kepada jalan yang ditakdirkan. Rey percaya dengan dia seperti ini merupakan salah satu takdir yang harus dia lewati. Jadi dia juga percaya mereka pasti akan Kembali ke kodrat masing-masing tanpa saling menyakiti satu sama lain.

Tentunya hal ini membuatku tercengang. Terlepas dari hubungan yang dilarang ini saya sempat berpikir kembali untuk memberikan pertanyaan lebih lanjut, karena  Jawaban ini membuatku sadar akan satu hal, bahwa manusia semua memiliki takdir mereka masing-masing, baik itu dimulai dari hal buruk yang kemudian menjadi baik, dan ada yang ditakdirkan hal baik kemudian berubah menjadi buruk. Kita bukan Tuhan yang memiliki kuasa menghakimi dan menyebutkan dosa pada setiap manusia. Kita hanyalah sesama manusia dan ciptaan Tuhan yang patut bersyukur karena Tuhan memberikan kita kelebihan yang melebihi manusia lainnya.

Menjadi Gay tidaklah bersalah dimata manusia. Tapi pasti berdosa dan salah dimata Tuhan. Dua pernyataan ini kita semua mengetahuinya, tinggal bagaimana kita memprosesnya dalam otak dan hati kita Bersama. namun tidak menutup kemungkinan jika hal itu kita jalani berarti kita harus siap dengan konsenkuensi yang akan terjadi, termasuk efek cemoohan dari masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, pilihan kehidupan Gay ini butuh kesadaran dan mental yang kuat. dikarenakan menjadi Gay adalah keputusan yang sangat beresiko, apalagi dimasa sekarang, Netizen sangat agresif ketika mendengar berita yang kontroverSIAL.

 Banyak harus dikorbankan dalam kehidupan Gay ini, mulai dari diri sendiri sampai pada keluarga. Lebih jelasnya adalah efek buat keluarga, karena biasanya kehidupan ini pasti akan membawa pengaruh negatif untuk keluarga. Penerimaan yang kurang menyenangkan dari masyarakat dan perlakuan yang tidak mengenakkan dari sanak saudara yang menolak.  Apapun alasannya, dengan memilih jalan ini berarti kita siap dengan segala perkara untuk hari ini dan dikemudian hari. 

 Terlepas dari kehidupan yang di pilih seseorang, kita sebagai penonton hanya perlu memposisikan diri saja, tugas kita hanya menjaga dan mengamankan keluarga terdekat agar tidak termasuk dalam golongan itu. Bukan maksud menggurui, namun saya mengajak untuk yang suka di ajak membuka pikiran dan hati kita. Janganlah menambah dosa diri kita sendiri dengan mengecam dan menghakimi sebuah takdir yang dijalani manusia lainnya. Cukupkanlah hati dan pikiran kita diisi dengan rasa syukur karena golongan itu tidak menyentuh keluarga kita. Aamin..

Sebagai akhir dari tulisan ini. Mohon maaf jika saya terkesan menggurui. Saya hanya ingin mengajak kita semua untuk mulai membatasi setiap hal negative yang akan merugikan Bersama. Termasuk berkomentar dengan kehidupan orang lain yang belum tentu kita ketahui kebenarannya atau peristiwa yang melatarbelakanginya. Cukuplah kita menyibukkan diri dengan hal positif tanpa menggores hati orang lain dan Mari kita sama-sama menjaga diri kita sendiri dan keluarga dari perilaku dan golongan tersebut.

Salam musim semi .. hehehe 

@bay.mamonto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun