Mohon tunggu...
Bayu Firmansyah
Bayu Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis yang menulis

Seorang mahasiswa magister Komunikasi yang gemar membaca buku dan menonton anime di waktu senggang. Menulis sebagai ajang pelampiasan atas keresahan yang dialami sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kenapa Suporter Baru Klub Bola Kerap Mendapat Cemoohan?

14 Agustus 2023   10:35 Diperbarui: 20 Agustus 2023   11:03 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Suporter Sepak Bola | unsplash.com

Kumpulan fenomena di atas membawa pikiran saya ke sebelas tahun yang lalu, tepatnya pada musim 2011/2012. Saat itu adalah periode awal Manchester City berhasil meruntuhkan hegemoni Manchester United yang sudah berlangsung selama puluhan tahun.

Pada saat bersamaan, Facebook masih menjadi media sosial (medsos) primadona dengan berbagai fitur seperti Status, Chat, Halaman dan Grup antar pengguna. Salah satu grup yang cukup terkenal di kalangan suporter adalah Grup Debat Red Devil VS Citizens.

Untuk menyamakan pemahaman sekaligus memberi gambaran, grup tersebut jauh dari kesan 'Debat' yang bisa Anda bayangkan. Grup itu berisi orang-orang berani mati yang merasa sedang mengemban misi untuk menjaga citra, reputasi, dan harkat martabat klub favoritnya.

Orang-orang setara militan organisasi separatis. Frasa ini tidak sedang melebih-lebihkan, karena memang di antara peserta debat kerap diwarnai ancaman pemb*cokan di dunia nyata.

Sekumpulan orang yang jelas-jelas tidak akrab dengan kata keramahtamahan, bahkan cenderung intimidatif. Jangan salah sangka, saat ini saya juga sedang membicarakan diri sendiri.

Saya yang kala itu masih sangat muda, tentu merasa terpanggil untuk turut terjun dalam perdebatan tentang siapa yang lebih baik antara Man City dan Man United. Sebuah kesia-siaan yang kelak saya tertawakan sambil meringis setiap kali terkenang momen-momen tersebut.

Satu dekade berlalu, fenomena senioritas itu nyatanya masih bisa terjadi, meski dengan medsos yang berbeda, tapi dengan pola yang hampir sama.

Bagi saya, tidak masalah bila seseorang ingin menjadi suporter klub bola mana pun, tidak peduli sudah berapa lama ia menyukai klub itu. Sudah sewajarnya orang ingin menikmati kemenangan, tanpa harus melihat klub itu bersusah-susah dahulu di zona degradasi demi embel-embel suporter loyal.

Tidak perlu meladeni para suporter sepuh yang militan itu. Barang kali mereka lupa, bahwa klub kesayangannya yang dibela mati-matian itu bahkan tidak menyadari ada seseorang di belahan dunia lain bernama Asep dan Agus sedang mendukung mereka. Bukan di atas tribun, apalagi di jalur VIP, melainkan hanya dari balik layar handphone dan TV!

Salam Olahraga, dari suporter sepuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun