Mohon tunggu...
Bay Bayu Firmansyah
Bay Bayu Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Suka Ngomong Lewat Mulut dan Tulisan

Seorang mahasiswa magister Komunikasi yang gemar membaca buku dan menonton anime di waktu senggang. Menulis sebagai ajang pelampiasan atas keresahan yang dialami sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Pengertian dan Definisi Hubungan Masyarakat

15 Juli 2021   17:50 Diperbarui: 15 Juli 2021   19:49 2725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengertian Hubungan Masyarakat

Pernahkah anda mendengar kata "Hubungan Masyarakat" di suatu tempat? Di poster open volunteer? Atau di website pencari pekerjaan? Saya yakin anda pernah mendengarnya, paling tidak sekali dalam seumur hidup.

Tapi sudahkah anda tahu apa sebenarnya yang dimaksud "Hubungan Masyarakat" itu? Banyak orang meyakini bahwa Hubungan Masyarakat itu sebuah pekerjaan/kegiatan berbicara kepada pihak eksternal untuk mewakili organisasi, ada juga yang menganggap Hubungan Masyarakat itu sebatas menjalin kerja sama partnership dengan pihak luar organisasi. Pemahaman yang tidak salah, namun belum sempurna.

Sebagai mahasiswa ilmu komunikasi hubungan masyarakat, saya merasa mempunyai kewajiban untuk meluruskan pemahaman kompasianer yang barang kali belum tahu bahwa Hubungan Masyarakat tidak hanya sebatas bicara kepada masyarakat dan menjalin kerja sama. Bukan merasa paling tahu, tapi ingin sedikit berbagi ilmu dan wawasan sebagai orang yang concern di bidang tersebut.

Kita mulai dari maksud Hubungan Masyarakat itu sendiri. Hubungan Masyarakat (Humas) adalah sebuah ilmu dalam rumpun ilmu sosial dan menjadi bagian ilmu dari induknya ilmu komunikasi. Selain ilmu, Humas juga menjadi profesi di bidang komunikasi, yakni profesi Hubungan Masyarakat atau Public relations. Orang yang bekerja di bidang tersebut disebut Public relations Officer/ Pejabat Humas atau praktisi humas, memang biasanya bekerja di sebuah lembaga/ instansi/ organisasi/ perusahaan (Ardianto: 2014).

Secara sederhana Humas itu anak dari Ilmu Komunikasi, ia juga mempunyai saudara seperti Program Studi (Prodi) Jurnalistik, Prodi Manajemen Komunikasi, Prodi Televisi dan Film, dan Prodi Ilmu Komunikasi. Bahkan di salah satu kampus di Indonesia sudah menambah Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi.

Istilah lain dari Humas adalah Public Relations (PR), Corporat Communication (Komunikasi Korporat), Communication (Komunikasi), Corporate Relations (Hubungan Korporat), Corporate Affairs (Hubungan Korporat), Corporate Public Affairs (Hubungan Publik Perusahaan), Corporate Marketing and Communication (Pemasaran dan Komunikasi Perusahaan), Corporate Secretary (Hubungan Perusahaan), Public Affairs (Hubungan Publik), Public Information (Informasi Publik), dan tentu yang paling populer adalah Hubungan Masyarakat.

Hubungan Masyarakat adalah padanan kata dari Public Relations, yang banyak digunakan institusi-institusi pemerintah di Indonesia, seperti Biro Humas Kementerian Dalam Negeri dan Bagian Humas Provinsi. Secara etimologis, istilah Public yang diterjemahkan menjadi "Masyarakat" kurang tepat karena padanan kata yang tepat adalah "Publik" atau "Khalayak". Sedangkan "Masyarakat" apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris menjadi "Society" atau "General Public", pengertiannya lebih luas dari "Public" itu sendiri. 

Sementara dalam setiap kegiatan humas yang menjadi target/sasaran publiknya bukan society atau general public, melainkan public, di mana public adalah bagian dari society/general public. Padanan Bahasa Indonesia dari istilah Bahasa Inggris adalah Hubungan Publik atau Hubungan Khalayak, disingkat Hupub atau Hubyak. Namun istilah hupub atau hubyak tidak terdengar familiar dan populer. Akhirnya, istilah humas digunakan karena sudah sangat akrab dan populer di telinga orang Indonesia (Ardianto: 2014).

Sampai sini jelas ya kompasianer, Publik dan Masyarakat berbeda. Publik adalah bagian yang lebih kecil dari Masyarakat. Sebagai contoh, apabila pejabat humas perusahaan ban mobil ingin mengenalkan produk ban terbarunya kepada calon konsumen, pasti yang menjadi target/sasarannya adalah orang-orang yang memiliki mobil. Sedangkan orang yang hanya memiliki motor tidak mungkin jadi sasaran pejabat humas tersebut, karena hampir mustahil orang yang hanya punya motor memiliki keinginan membeli ban mobil. Jadi dalam hal ini, publik yang dimaksud adalah orang-orang yang mempunyai mobil.

Definisi Hubungan Masyarakat

Selanjutnya, mari kita lihat definisi humas yang diberikan oleh para pakar humas dan organisasi kehumasan. Menurut para pakar, hingga saat ini belum terdapat konsensus mutlak tentang definisi dari Humas/PR. 

Ketidaksepakatan tersebut disebabkan oleh : 1) beragamnya definisi humas yang telah dirumuskan baik oleh para pakar maupun profesional humas didasari perbedaan sudut pandang mereka terhadap pengertian humas; 2) perbedaan latar belakang, misalnya definisi yang dilontarkan oleh kalangan akademisi akan lain bunyinya dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi; dan 3) adanya indikasi baik teoritis maupun praktis bahwa kegiatan kehumasan itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan dinamika kehidupan masyarakat yang mengikuti arus zaman, khususnya memasuki era globalisasi dan milenium ketiga saat ini (Ruslan: 2014).

Walaupun berbagai definisi kehumasan memiliki redaksi yang saling berbeda akan tetapi prinsip dan pengertiannya sama. Sebagai acuan, berikut beberapa defisini dari pakar maupun organisasi :

Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M Broom dalam bukunya Effective Public relations 9th, yang juga dianggap sebagai kitabnya para praktisi humas, mengatakan, "Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut." (Cutlip, Center, Broom: 2006).

Menurut Frank Jefkins, "PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalyaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian." (Jefkins: 2003).

British Institute of Public relations memberikan definisi, "PR adalah usaha sengaja, terencana, dan tidak pernah mati untuk menetapkan dan memelihara saling pengertian antara sebuah organisasi dengan masyarakatnya." (Ardianto: 2014).

Intitute of Public relations (IPR) juga menyatakan, "Praktik PR adalah usaha yang direncanakan serta dilsayakan secara kontinu untuk menciptakan dan menjaga nama baik (goodwill) dan kesepahaman bersama antara suatu organisasi dengan publiknya." (Gregory: 2004).

Definisi yang lebih baru dari IPR menyatakan sebagai berikut :

"PR berkaitan dengan reputasi-hasil dari apa yang Anda lsayakan, apa yang Anda katakan dan apa yang dikatakan orang lain tentang Anda." Dan "Praktik PR adalah disiplin ilmu yang memelihara reputasi dengan tujuan untuk mendapatkan kesepahaman dan dukungan serta untuk mempengaruhi opini serta perilsaya." (Gregory: 2004).

Bagi saya sendiri Humas/PR adalah mata, telinga, dan mulut perusahaan/lembaga. Mata, artinya praktisi humas harus bisa melihat peluang dan ancaman di sekelilingnya yang bisa mempengaruhi perusahaan. Telinga, artinya praktisi humas harus bisa mendengar segala isu dan keluhan publik yang mampu mempengaruhi keberlangsungan atau citra perusahaan. Dan mulut, artinya praktisi humas harus bisa merencanakan, membuat, dan mengemas pesan yang akan disampaikan kepada publik perusahaan.

Jadi bagaimana, apa sekarang anda sudah paham tentang pengertian dan definisi humas?

"If a young man tells his date how handsome, smart and successful he is-That's ADVERTISING. If the young man tells his date she's intelligent, looks lovely, and is a great conversationalist, he's saying the right things to the right person and that's MARKETING. If someone else tells the young woman how handsome, smart and successful her date is-that's PUBLIC RELATIONS."- S. H. Simmons.

REFERENSI :

Ardianto, E. (2014). Handbook of Public Relations. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Cutlip, S.M., Center, A.H., & Broom, G.M. (2006). Effective Public Relations 9th edition. Pearson Education Inc.

Gregory, A. (2004). Planning and Managing Public Relations Campaigns. London : Kogan Page Ltd.

Jefkins, F. & Yadin D. (2003). Public Relations. United Kingdom : Pearson Education Limited.

Laksamana, A. (2018). Public Relations in the age of disruption. Yogyakarta : B First.

Nova, F. (2014). Crisis Public Relations. Jakarta : PT Grasindo.

Ruslan, R. (2014). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun