Mohon tunggu...
Bayu Firmansyah
Bayu Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis yang menulis

Seorang mahasiswa magister Komunikasi yang gemar membaca buku dan menonton anime di waktu senggang. Menulis sebagai ajang pelampiasan atas keresahan yang dialami sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suatu Hari...

13 Juli 2020   12:54 Diperbarui: 13 Juli 2020   14:19 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat setelah popcorn yang harganya tak masuk akal itu aku beli, para pengunjung dipersilakan masuk ke ruang bioskop. Aku yang berdiri sambil menerima kembalian melirik ke belakang untuk mengajak nisa yang masih duduk.

Beberapa saat kemudian kami sudah duduk bersama penonton lain di kursi masing-masing. Layar besar di depan kami sudah mulai bersinar dan memutarkan filmnya.

Beberapa menit semenjak film diputar, aku baru sadar bahwa sedari tadi hanya aku yang memakan popcorn yang kubeli dari luar ruang bioskop. Dengan tangan bergetar, aku sodorkan kotak popcorn itu ke nisa.

"Ini popcornya, tadi katanya mau." Tawarku padanya. Dengan gugup dia ambil beberapa butir popcorn. Ku pikir dia sama gugupnya denganku, hanya saja dia bisa menyembunyikan kegugupannya itu dibalik kaca mata persegi yang selalu menempel di wajahnya.

Setengah jam berlalu dan film di layar sudah menampilkan bagian horrornya, aku yang dari awal memang tidak terlalu berani menonton film horror mencoba untuk tetap menonton dengan kepala tegak, menandakan bahwa adegan di film tidak semenakutkan kelihatannya. Sebuah pembodohan diri kurasa.

Jeritan-jeritan dari penonton lain mulai terdengar, menandakan bahwa adegan di film sudah mencapai klimaksnya, nisa yang ikut berteriak membuatku tertawa, ternyata dia masih punya rasa takut.

Melihat adegan di film sudah akan berakhir, penonton mulai menurunkan jeritannya. Aku yang melihat kotak popcorn masih terisi, entah kenapa aku berinisiatif untuk menyuapi nisa dengan popcorn yang masih tersisa beberapa butir itu.

"nis, aaaa...." Pintaku pada nisa untuk membuka mulut. Dengan tangan bergetar aku sudah siap jika sepulang nanti suasana akan semakin canggung.

Beberapa detik tanganku berhenti di depan mulut nisa, sepertinya dia kebingungan harus bereaksi seperti apa. Tapi entah mungkin untuk menjaga perasaanku, dia perlahan membuka mulutnya dan memakan popcorn yang aku sodorkan dengan tanganku. Sebuah reaksi yang membuatku sangat lega karena itu berarti pulang nanti aku tidak perlu menanggung sebagian rasa malu.

Beberapa menit kemudian film berdurasi kurang lebih 120 menit itu berakhir. Aku dan nisa mulai mengikuti penonton lain untuk keluar dari ruang bioskop. Melihat jam yang melingkar di tanganku sudah menunjukan pukul 22:00, aku pikir sudah saatnya mengajak nisa pulang.

"Kita langsung pulang ya, sudah malam." Ajaku. Nisa yang mulai kedinginan mengiyakan ajakanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun