Walau ragu, aku pikir tidak ada salahnya mengajak dia nonton di malam hari, "O iya euhh, aku lupa aku ngga punya SIM, takutnya kalo siang kena tilang. Kalo kamu mau, bisa ngga nontonnya malam hari?"
"Ouh gitu ya, boleh aja sih asal jangan kemaleman." Syukurlah dia masih mau. Maka hari itupun aku janji untuk menjemput dia Jam 16:00 Senin besok.
Hari yang dijanjikan sudah tiba, aku segera beranjak dari kosan menggunakan motor matic yang selalu menemani di setiap kilometer yang kulewati.
Kami berdua pergi ke tempat nonton dengan perasaan agak canggung. Walau Nisa bisa dikatakan teman dekatku tapi tetap saja aku merasakan detakan itu, mungkin benar apa kata orang-orang kalo persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu tidak akan sama dengan persahabatan sesama lelaki.
Sesampainya di tempat tujuan, aku parkirkan motorku di belakang gedung perbelanjaan. Nisa yang sudah menunggu di sisi jalan sepertinya belum terbiasa karena aku pertama kali mengajaknya jalan ke tempat ini.
Sesudah membeli dua tiket film aku mencoba mengajaknya makan, yahh aku rasa karena aku yang mengajaknya pergi keluar maka aku berkewajiban untuk memastikan dia tidak kelaparan.
Kami cukup lama mengobrol sambil menyantap makanan yang pelayanan sajikan. Jika di pikir-pikir lagi dia tidak buruk ketika mengobrol, dia bisa nyambung ketika aku menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan perkuliahan dan aktivitas lainnya.
Tepat setelah makananan kami habis, aku kehabisan topik obrolan. Untungnya, jam menunjukan sudah pukul 18:00, kupikir saatnya untuk mengajak nisa shalat berjamaah di masjid belakang mall.
"Yu, filmnya sudah mau mulai." Seruku mengajak nisa memasuki ruang biokop setelah selesai shalat magrib.
Setibanya kami di depan ruang bioskop ternyata kami harus menunggu penjaga mempersilakan pengunjung untuk masuk. Sial, padahal aku sudah kehabisan bahan obrolan dan sekarang masih harus menunggu.
Seperti halnya bioskop-bioskop di mall lainnya, sebelum film diputar akan selalu ada pelayan yang menjajakan popcorn atau makanan ringan ke para pengunjung. Melihat nisa yang sedari tadi diam, aku berinisiatif untuk menawarinya popcorn. Untungnya dia bukan tipe cewe yang suka bilang "terserah" bila ditawari sesuatu, dia mengangguk tanda menerima tawaranku.