Tuntutlah diri sendiri sesuai kemampuannya. Jika mampu meraih juara 1 bersyukur, jika tidak mendapatkan juara pun tidak perlu dibandingkan dengan pemenang juara 1.Â
Jika bisa memiliki wajah glowing bersyukur, jika tidak glowing pun sejujurnya glowing tidak akan menjadikan jatah usia kita sama dengan orang kita pandang glowing sempurna. Itulah, perbedaan secara mutlak bukan merupakan alasan yang tepat untuk menjadikan diri merasa insecure.
Terimalah diri sebagai otentifikasi yang memang tidak akan pernah ada kesamaan dengan diri yang lain. Perbedaan bukan alasan untuk menjadi insecure, karena pada setiap kekurangan akan ada kelebihan, begitu pun sebaliknya.
Kedua, Berpikir Positif
Jika disederhanakan, insecurity adalah feedback dari pemikiran yang "kurang" terhadap suatu hal. Kurang pintar, kurang tampan, kurang tinggi, kurang cekatan, dst. Setiap kekurangan muncul karena penilaian negatif. Karenanya mari dicoba untuk berpikir positif dalam menanggapi setiap kondisi.
Abu Hurairah RA berkata, "Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya Allah berkata: "Aku sesuai prasangka hambaku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku". (HR Muslim)
Cukup memberikan pelajaran bahwa segala sesuatu tergantung bagaimana kita memprasangkakannya. Jika kita sangka baik, maka akan menjadi kebaikan dan sebaliknya.Â
Jadi, setiap kali berpikir negatif, secepatnya ingat kembali untuk berpikir positif karena penilaian yang positif terhadap sesuatu akan menghasilkan respon yang positif dan diikuti dengan jalan keluar yang lebih diterima akan sehat.
Ketiga, Ciptakan Langkah Produktif
Kapan terakhir kali memegang buku harian atau buku agenda? Jangan berpikiran cara lama akan membuat selalu tertinggal.Â