Puncak HUT ke 79 TNI diawali upacara tanggal 5 Oktober 2024 di Monas (Monumen Nasional) Jakarta. Sebagai Inspektur Upacara Presiden RI masih Joko Widodo. Sebagai pertanda  penghormatan atas kontribusi dan pengabdian TNI selama hampir delapan dekade menjaga kedaulatan dan keamanan Indonesia.
Upacara ini tampak  dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi negara, jajaran TNI, serta masyarakat umum yang turut merayakan dedikasi TNI dalam menjaga NKRI. Selain itu, pada seremonial acara ini juga ditampilkan parade pasukan dan peralatan militer sebagai simbol kesiapan TNI dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.
Untuk memperingati HUT TNI ke-79, kita bisa merefleksikan peran, kedewasaan, dan kontribusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) terhadap bangsa. TNI dibentuk pada 5 Oktober 1945, saat perjuangan mempertahankan kemerdekaan masih berlangsung. Seiring waktu, peran TNI telah berkembang; mereka tidak hanya menjaga kedaulatan NKRI, tetapi juga berpartisipasi dalam tugas nonmiliter seperti penanggulangan bencana dan bantuan sosial.
TNI memiliki kontribusi besar dalam sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia. Sejak awal berdirinya pada tahun 1945, TNI telah menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan negara, serta memberi dampak besar dalam berbagai aspek, seperti keamanan, sosial, dan pembangunan nasional. Berikut beberapa jasa TNI yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia
Sudah Dewasakah TNI?
TNI telah banyak bertransformasi dan menunjukkan kedewasaan melalui berbagai reformasi, terutama sejak era Reformasi 1998. Dengan berbagai pembaruan struktural dan profesionalisasi, TNI kini memiliki peran yang lebih proporsional dalam mengamankan negara serta menghormati hukum dan HAM. TNI mengedepankan loyalitas kepada negara, bukan kepada individu atau golongan. Dewasa tidak hanya berarti kuat secara fisik, tetapi juga tangguh dalam menghadapi kritik dan tetap netral dalam politik.
Kedewasaan TNI juga tercermin dalam pendekatannya yang humanis, misalnya dalam operasi di wilayah konflik. Mereka memprioritaskan dialog dan pendekatan yang lebih persuasif, ketimbang konfrontatif.
Kepercayaan dan Kritik untuk TNI
Masyarakat sebaiknya memberi kepercayaan penuh kepada TNI untuk menjalankan tugasnya. Meskipun kritik konstruktif perlu untuk menjaga akuntabilitas, namun kritik seharusnya membangun dan dilakukan dengan niat untuk memperbaiki, bukan untuk menghujat. Masyarakat harus memahami bahwa menghujat atau mendiskreditkan TNI secara berlebihan tidak hanya dapat merusak hubungan sipil-militer, tetapi juga menurunkan semangat prajurit yang bekerja keras untuk menjaga keamanan bangsa.
TNI dan Masa Depan
Dengan kedewasaan yang terus tumbuh, TNI juga perlu adaptif menghadapi ancaman baru, seperti ancaman siber, terorisme, dan konflik bersenjata non-konvensional. Mereka memerlukan dukungan teknologi, pendidikan, dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan zaman, sehingga mampu menjadi garda terdepan di tingkat regional maupun internasional.
Mengakhiri refleksi ini, pada ulang tahunnya yang ke-79, mari kita tingkatkan apresiasi terhadap TNI, sebagai bentuk dukungan dalam menjaga stabilitas dan perdamaian. TNI tidak akan sempurna tanpa kritik yang membangun, tetapi akan hancur oleh hujatan yang tidak mendasar. Mari bersama menjaga kemitraan antara TNI dan masyarakat untuk Indonesia yang aman, sejahtera, dan berdaulat.
Untuk memastikan TNI semakin kuat dan relevan di masa depan, ada beberapa aspek penting yang perlu dibenahi dan ditingkatkan, yakni:
1. Modernisasi Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata)
Peralatan militer TNI di beberapa lini sudah perlu pembaruan agar mampu bersaing dengan kekuatan militer global. TNI perlu mengembangkan sistem senjata yang modern dan canggih, seperti drone, sistem pertahanan udara, dan teknologi siber. Selain itu, peningkatan sistem intelijen berbasis teknologi menjadi penting, mengingat ancaman digital dan siber yang semakin kompleks.
2. Peningkatan Profesionalisme dan Kesejahteraan Prajurit
Profesionalisme TNI dapat ditingkatkan melalui pelatihan berstandar internasional serta memperkuat kemampuan komunikasi, manajemen konflik, dan pemahaman hukum HAM. Peningkatan kesejahteraan, termasuk tunjangan, fasilitas kesehatan, dan pendidikan keluarga prajurit, juga harus diperhatikan. Ini tidak hanya untuk meningkatkan motivasi, tetapi juga untuk memastikan prajurit fokus pada tugas tanpa terbebani masalah ekonomi.
3. Reformasi Internal dan Akuntabilitas
Reformasi di tubuh TNI penting untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan, anggaran, dan operasi. Dengan menerapkan manajemen yang lebih terbuka, TNI dapat meningkatkan kepercayaan publik serta menjaga integritas lembaga. Pengawasan independen dari berbagai elemen sipil juga dapat membantu menghindari penyalahgunaan wewenang.
4. Penguatan Kapasitas TNI dalam Penanggulangan Ancaman Non-Tradisional
Saat ini, ancaman non-tradisional seperti bencana alam, terorisme, dan ancaman biologi juga menjadi fokus utama. TNI bisa meningkatkan perannya dalam penanggulangan bencana, terutama dalam mitigasi, evakuasi, dan pemulihan bencana. Kapasitas ini juga mencakup peningkatan tim medis dan peralatan khusus untuk menghadapi ancaman biologis, seperti pandemi.
5. Peningkatan Kolaborasi Internasional
Di era globalisasi, kolaborasi internasional menjadi kunci untuk memperkuat posisi TNI. TNI perlu menjalin kerjasama dengan militer negara lain dalam hal pelatihan, pertukaran informasi intelijen, dan operasi perdamaian. Ini tidak hanya meningkatkan keterampilan prajurit, tetapi juga membangun reputasi TNI di kancah global.
6. Pendidikan dan Literasi Siber
Ancaman siber dan propaganda melalui media sosial merupakan isu utama yang dihadapi TNI saat ini. Maka dari itu, perlu dikembangkan literasi digital dan pendidikan keamanan siber di kalangan prajurit agar mampu menangkal propaganda atau serangan yang bersifat digital. Ini termasuk pembentukan tim siber yang memiliki kapasitas kuat dalam melakukan pertahanan dan serangan balik jika diperlukan.
7. Memperkuat Hubungan Sipil-Militer
Hubungan harmonis antara TNI dan masyarakat sipil sangat penting. TNI harus terus membangun citra positif melalui program-program kemasyarakatan, seperti pembinaan desa, bantuan sosial, dan pendidikan untuk masyarakat. Ini akan meningkatkan kepercayaan dan kerjasama dari masyarakat terhadap TNI dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.
8. Peningkatan Inovasi dan Kemandirian Industri Pertahanan
Untuk mencapai kemandirian, TNI perlu bekerja sama dengan industri pertahanan nasional agar tidak terlalu bergantung pada alutsista impor. Penelitian dan pengembangan produk pertahanan lokal perlu didukung, dengan dukungan pemerintah dan kerja sama dengan universitas serta lembaga penelitian.
Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, TNI dapat menjadi lebih profesional, modern, dan adaptif dalam menghadapi tantangan zaman, sekaligus memperkokoh peran mereka sebagai pelindung dan pengayom masyarakat Indonesia.
Selamat Hari Ulang Tahun TNI ke 79. Salam Presisi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI