Di dalam ruang tersebut, kita berhadapan dengan luka dan kekecewaan di dalam hidup kita. Menulis itu seperti menatap langsung segala derita dan kealpaan yang pernah kita alami di dalam hidup. Ia mempunyai dampak menyembuhkan.
Dengan menulis, kita menciptakan jarak dan semua perasaan maupun emosi kita. Jarak inilah yang kemudian menyembuhkan.
Setelah itu, batin kita pun berubah. Ada perasaan lega yang muncul, ketika kita menulis dengan jujur, apa yang menjadi harapan dan kekecewaan kita. Ada semacam kesadaran, bahwa perasaan dan pikiran, yang selama ini menganggu kita pun kosong belaka. Ia tidak memiliki inti, dan segera akan pergi. Bagaikan tamu yang numpang minum, setelah itu kemudian pergi tanpa meninggalkan kesan apapun.
Intinya, segala perasaan yang berkecamuk dalam benak kita, bawalah untuk menulis, kemudian tuangkan dalam tulisan maka hilanglah segala resah dan gundah, berubah keadaan menjadi lebih baik dan membuat perasaan lebih tenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H