Mohon tunggu...
Jazir Hamid
Jazir Hamid Mohon Tunggu... Tutor - PLAT AB I Pelaku Wisata

âž¡ Mengeluh adalah tanda kelemahan jiwa. [Soekarno]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tinggalan Arkeologi Kutai Kartanagara yang Ternafikan

12 Juni 2020   14:53 Diperbarui: 12 Juni 2020   15:39 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti Yupa. Foto: Sejarahlengkap.om

Kutai Kartanagara mempunyai banyak peninggalan arkeologi yang merupakan aset penting daerah.  Karna begitu pentingnya perlu kiranya dipelihara dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat di wilayahnya. 

Sekalipun khasanah budaya, alam, dan tradisi Kutai Kartanagara sudah banyak ditulis, namun pengungkapan secara komperehensif belumlah banyak dilakukan.

Tradisi dan pesona alam yang dimiliki oleh Kabupaten Kutai Kartanagara belum digarap secara maksimal, disebabkan karena terfokus pada kepentingan serta perhatin pada aspek ekonomi yang kemudian menggeser perhatian akan budaya dan arkeologi.

Tinggalan arkeologi yang begitu banyak belum dimanfaatkan oleh masyarakat hingga saat ini akibatnya lingkungan tinggalan menjadi tidak terawat.

Ironisnya, sampai saat ini banyak masyarakat Kutai Kartanagara sendiri tidak mengetahui kekayaan warisan budaya serta arkeologinya. dan anehnya lagi, Kepala Dinas Pariwisatanya sendiri juga tidak tau bagaimana cara mengembangkan serta memanfaatkan tinggalan tersebut.

Sehingga wajar kalau kemudian masyarakatnya acuh tak acuh lantaran kurangnya pemahaman terhadap tinggalan budaya dan arkeologi yang dimiliki.

Yang perlu diingat bahwa sumberdaya budaya dan arkeologi merupakan data penting dalam berbagai kemasan budaya seperti  pusat pusat seni dan budaya, museum terbuka (Open air museum) dan taman purbakala (archaelogical park) yang dapat dimanfaatkan sebagai  pusat study, pusat informasi, tempat rekreasi dan hiburan untuk kepariwisataan.

Sehingga temuan tinggalan arkeologi yang sangat berpotensi utuk dimanfaatkan untuk pengembangan destinasi wisata seperti di daerah daerah lain ini akan sangat menarik.

Tinggalan yang perlu dimanfaatkan untuk dikembangkan tersebut Seperti:

Gua Berakit di Desa Sanggulan

Gua ini diperkirakan memiliki kaitan dengan budaya dan tradisi masa prasejarah, gua ini terdapat di daerah perbukitan dengan litologi utamanya berupa batu gamping (kapur), batupasir, lempung (tanah liat) serta lapisan batubara. Sama halnya dengan Gua Batu Gelap, wilayah Gua Berakit ini juga masuk dalam wilayah satuan Pamaluan Beds. 

Gua berakit memiliki mulut gua yang berukuran lebar sekitar 20 M dengan ketinggian sekitar 10 M. Dari mulut gua sampai ujung pintu belakang sekitar 120 M. Gua ini di masa lalu dimanfaatkan sebagai tempat hunian. Terlihat adanya bekas penggalian liar untuk memanfaatkan kotoran kelelawar sebagai pupuk. 

Temuan artefaktual berupa pecahan tembikar yang memiliki pola hias yang bersifat geometris dapat ditemukan di dalam dan diluar gua.

Tinggalan Arkeologi Klasik berupa Situs Yupa, terdapat di Desa Muara Kaman Ulu, Kecamatan Muarakaman. Di sebelah timur dari anak sungai Mahakam, yatu sungai Kedangrantau yang tidak jauh dari muara sungainya.

Situs ini berada di di sekitar 10 meter dari permukaan sungai Kedang Rantau. Penggalian liar secara besar besar pernah terjadi di tahun 90an sehingga yang terisa kini hanyalah sebaran fragmen keramik dan tembikar dan ditemukan 7 buah Yupa berinskripsi yangs saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta. 

Di sebelah selatan situs terdapat dua sistus berupa makam Islam yang bernisan kayu. Salah satunya sekarang diberi cungkup berupa bangunan dengan lantai keramik, utuk pemakaman seorang ulama dai Dea Sabin Tulung. 

Situs Candi 1 Bukit Brubus Kecamatan Muara Kaman

Terletak di bukit brubus, lokasinya kurang lebih 233 meter dari Yupa yang lebih dikenal sebagai Benua Lawas.  Penggaian liar yang terjadi menyebabkan rusaknya areal ini, shingga lapisan batu candi terangkat hingga pada bagian pondasi bangunan candinya.

Candi ini terbuat dari batu pasir dan lempung. Bagian dalamnya disusun oleh lapisan batu dan kerakal.

Situs Candi 2 Tanjung Serai

Struktur bangunan yang disusun dari batuan di areal Tanjung Serai ini belum diketahui secara pasti bentuk bangunannya, namun berdasarkan temuan batubata dan sebuah peripih mengindikasikan bahwa daerah tersebut pernah didirikan sebuah tempat pemujaan.

Situs Nandi Desa Kota Bangun Ulu

Situs Nandi ini berada di Desa Kota Bangun Ulu Kecamatan Kota Bangun. Arca Nandi yang dianggap sebagai batu berhala ini ditemukan di selatan bangunan sekola SD Negeri 066 Kota Bangun Ulu.

Arca Nandi ini terbuat dari batu endisit menggambarkan posisi duduk dengan kedua kaki bagian depan dilipat ke dalam, bagan kepala arca telah hilang, namun bagian badan dan ekor maih utuh. 

Temuan arca Nandi ini tidak menunjukkan adanya satu periode tertentu pada masa Hindu-Buddha. Namun mungkin kehadiran arca ini dapat dikaitkan dengan meningkatnya aktivitas perdagangan antara Kerajaan Kutai dan Majapahit.

Bisa jadi pada periode ini Kota Bangun telah merupakan satu enclave permukiman terkait posisinya sebagai subbandar yang menampung hasil alam dari pedalaman Kalimantan sebelum dibawa ke Kutai Lama.

Permukiman ini kemudian berkembang menjadi sebuah kerajaan kecil yang dalam naskah Silsilah Kutai disebutkan adanya sebuah kerajaan Paha yang bersifat Hinduistik sekitar abad ke-17 di Kota Bangun.

Tinggalan tinggalan ini sangat menarik untuk dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai destinasi wisata budaya maupun sejarah. Dikemas dengan konsep wisata sejarah dengan Storytelling yang kuat sesuai dengan potensi wisata yang mau diangkat.

Yang tidak kalah pentingnya adalah branding tempat atau destinasi sebagai pengelolaan brand image melalui inovasi strategis dan ekonomi yang terkoordinasi, komersial, sosial, budaya, dan kebijakan pemerintah.

Itulah barangkali yang perlu dilakukan dalam rangka pengembangan tinggalan arkeologi yang ternafikan di Kutai Kartanagara. 

* * *

Jazir Hamid, 12 Juni 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun