Hanya tersisa setitik bintang
Menggantung di langit yang kelam.
Terang, redup, terang kembali.
cahayanya menyembul seperti kunang-kunang.
Ku tatap setitik cahaya bintang.
Begitu jauh, sulit tuk ku gapai.
Aku hanya membatu di tanah yang kemarau.
menatap bintang yang tengah mengangkasa.
cahayamu masih sudi menerangiku.
Kala gelap yang pekat tak sudi tuk menerkam.
Namun aku hanya mampu menatapmu dari bumi yang usang.
Kala tanganku tak bernyawa lagi tuk membelaimu.
Semua telah sirna terlumat waktu
menyisakan serpihan-serpihan cahaya semu.
ku raup mereka, ku rangkul mereka.
Agar tetap bercahaya saat rindu menerka.
Bintang, turunlah sejenak.
sapalah kawan lamamu ini yang kelam.
meski aku disuguhi setitik cahaya.
Akan ku ukir kebahagiaan di wajahku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H