Mohon tunggu...
Muhammad Basir
Muhammad Basir Mohon Tunggu... -

Hanya seorang mahasiswa yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bintang

19 Juni 2012   10:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:47 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hanya tersisa setitik bintang

Menggantung di langit yang kelam.

Terang, redup, terang kembali.

cahayanya menyembul seperti kunang-kunang.

Ku tatap setitik cahaya bintang.

Begitu jauh, sulit tuk ku gapai.

Aku hanya membatu di tanah yang kemarau.

menatap bintang yang tengah mengangkasa.

cahayamu masih sudi menerangiku.

Kala gelap yang pekat tak sudi tuk menerkam.

Namun aku hanya mampu menatapmu dari bumi yang usang.

Kala tanganku tak bernyawa lagi tuk membelaimu.

Semua telah sirna terlumat waktu

menyisakan serpihan-serpihan cahaya semu.

ku raup mereka, ku rangkul mereka.

Agar tetap bercahaya saat rindu menerka.

Bintang, turunlah sejenak.

sapalah kawan lamamu ini yang kelam.

meski aku disuguhi setitik cahaya.

Akan ku ukir kebahagiaan di wajahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun