*BEBERAPA UNSUR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL*
Seri Leadership : 17
Oleh : Basuki Ranto
Salah satu ciri yang dimiliki dalam kepemimpinan transformasional di dalam organisasi perusahaan adalah ketika seorang manajer yang memberikan ruang sebesar-besarnya untuk anggotanya agar mampu mengeluarkan kreasi terbaiknya.
Sehingga dengan demikian terdapat kompetisi yang terbuka bagi anggota organisasi untuk menampailkan kinerja terbaiknya dan memperoleh prestasi karena tedapat umpan balik dari kinerja yang dihasilkan.
Adapun indikator kepemimpinan transformasional yaitu: pembaharu, memberi teladan, mendorong kinerja bawahan, mengharmoniskan lingkungan kerja, memberdayakan bawahan, bertindak atas sistem nilai, meningkatkan kemampuan terus menerus, dan mampu menghadapi situasi yang rumit (Sudarwan Danim dan Suparno, 2009: 62 ).
Gaya kepemimpinan transformasional atau transformational leadership adalah gaya kepemimpinan yang dilakukan seorang pemimpin dengan cara memberdayakan karyawan yang menjadi tanggung jawabnya untuk dapat bekerja sama mewujudkan visi dan misi perusahaan.
Dalam kepemimpinan transformasional banyak unsur-unsur yang mempengaruhi kepemimpinan transformational baik dalam lintas aktifitas dan sinergitas dalam mencapai hasil yang diharapkan oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi.
*Unsur-unsur dalam Kepemimpinan*
Setidaknya ada 8 (delapan) unsur dalam Kepemimpinan Transformasional yang berpengaruh bagi seorang pemimpin, manajer atau leader dalam mencapai tujuan organisasi. Kedelapan unsur tersebut adalah sebagai berikut:
(1)Budaya Organisasi.
Yang dimaksud dengan budaya organisasi disini adalah :Nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi .
Selain itu budaya juga diartikan sebagai Norma-norma yang  mengarahkan bagaimana para anggota seharusnya berperilaku.
Budaya juga merupakan :Nilai-nilai tentang apa yang seharusnya ada dan diterapkan di dalam organisasi.
Jenis-Jenis Budaya Budaya organisasi dapat dibedakan menjadi empat jenis budaya organisasi: kolaborasi (klan), menciptakan (adhokrasi), bersaing (pasar) dan kontrol (hierarki) (Quinn dan Cameron, 1999 dalam Maria, 2016):
Dapat dicontohkan bahwa budaya merupakan unsur yang dilibatkan dalam mencapai tujuan organisai seperti : integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan dan kepuasan.