*PENTINGNYA POWER DALAM KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIONAL*
(Seri Leadership :16)
Oleh : Basuki Ranto
Dalam kepemimpinan yang memiliki gaya transformasional seorang pemimpin  harus mampu memiliki power dalam menginspirasi para pengikutnya untuk mencapai tujuan bersama secara kreatif dan inovatif. Pemimpin ini juga harus mampu membuat perubahan yang signifikan pada organisasi dan mendorong para pengikut untuk mencapai potensi terbaik mereka.
Power adalah sebuah kapasitas seseorang, kelompok, atau organisasi untuk mempengaruhi yang lainnya.Sementara disisi lain Power dimaknai sebagai kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang singkat. Secara sederhana berarti semakin kuat power nya maka semakin cepat gerakan yang dilakukan tangan.
Power atau kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin dalam mendapatkan hak untuk mengajak atau memengaruhi orang-orang lain.
Power memiliki pengaruh, kendali dan kuasa terhadap orang lain atau kelompok sehingga mendapatkan dukungan yang kuat untuk mencapai tujuannya.
*Peran Power*
Power menjadi penting, karena untuk memudahkan kapasitas seorang pemimpin yang harus menjalankan tanggung jawabnya melayani rakyat. Seorang pemimpin tanpa memiliki kekuasaan dalam menjalankan sebuah organisasi maka organisasi tersebut tidak akan berjalan maksimal.
Pemimpin dalam sebuah organisasi memiliki peranan penting dalam mengarahkan dan mempengaruhi para bawahannya. Tanpa adanya orang yang mengatur dan mengarahkan suatu organisasi niscaya organisasi tersebut tidak dapat mencapai tujuannya sesuai dengan visi dan misinya.
Sumber kekuasaan dibagi menjadi dua kelompok besar (Robbins dan Judge, 2007), yaitu: pertama sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power), dan sumber Kekuasaan Formal (Formal Power) ykni  kekuasaan yang didasarkan pada posisi individual dalam suatu organisasi.
Selain itu dalam kekuasaan dikenal apa yang disebut Reward power : yaitu kekuasaan yang didasarkan atas pemberian harapan, pujian, penghargaan, atau pendapatan bagi terpenuhinya permintaan seorang pemimpin terhadap bawahannya. Reward power didasarkan pada gagasan bahwa kita lebih cenderung melakukan sesuatu dengan baik ketika kita mendapatkan imbalan yang kita sukai.
Power memiliki peran sebagai kekuasaan yang syah  (Legitimate Power) yang merupakan swbuah legimitasi dan aspek hukum dan administrasi.
Kekuasaan syah adalah kekuasaan yang diperoleh dari konsekuensi hirarki dalam organisasi. Seseorang yang menduduki posisi itu memiliki hak dan wewenang untuk memberikan perintah dan intruksi kepada bawahannya dan bawahannya berkewajiban untuk menjalankan intruksi yang telah diberikan.
Power atau Kekuasaan memiliki peran sebagai elemen penting dalam kehidupan manusia karena peran mereka untuk menentukan nasib jutaan orang. Kekuasaan selalu ada di masyarakat, baik masyarakat besar yang masih sederhana maupun kompleks. Keberadaan kekuasaan tergantung pada sifat hubungan antara yang berkuasa (pemimpin) dan yang dipaksakan.
Kekuasaan juga berperan sebagai Connection Power (kekuasaan koneksi) adalah kekuasaan yang timbul oleh adanya hubungan yang dijalin oleh pimpinan dengan orang penting dan berpengaruh, baik diluar maupun di dalam organisasi Seorang pemimpin yang memiliki jiwa leadership adalah pemimpin yang dengan terampil mampu melakukan kombinasi dan improvisasi ...
Montesquieu menyebutkan kekuasaan itu dibagi menjadi tiga golongan. Kekuasaan yang dibagi menjadi tiga golongan ini saat ini dikenal dengan istilah Trias Politica. Adapun tiga golongan kekuasaan yang dimaksud, yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif.
Kekuasaan tersebut saat ini masih relevan dalam penyelenggaraan organisasi pemerintahan yang masing-masing memiliki peran yang berbeda.
*Kesimpulan*
Dari beberapa uraian sebelumnya maka dapat diambil beberapa catatan kecil yang merupakan kesimpulan sebagai berikut:
(1) Power menjadi penting, karena untuk memudahkan kapasitas seorang pemimpin yang harus menjalankan tanggung jawabnya melayani organisasi. Seorang pemimpin tanpa memiliki kekuasaan dalam menjalankan sebuah organisasi maka organisasi tersebut tidak akan berjalan maksimal.
(2) Untuk memilikipower tidak selalu harus menduduki jabatan struktural jika ingin memiliki kekuasaan. Kekuasaan itu akan tercipta dengan adanya proses pengaruh dalam suatu organisasi. Jika seseorang dapat mempengaruhi orang lain maka seseorang itu akan memiliki kekuasaan.
(3) Pemimpin yang ahli memiliki pengetahuan atau keahlian dalam bidang tertentu merupakan power untuk melaksanakan kelemimpinannya. Orang-orang seperti sangat dihargai oleh organisasi untuk memecahkan masalah keterampilan mereka.
(m@s-b@s,27072024)
DAFTAR KEPUSTAKAAN :
_John C Maxwell, Laws of Leadership _
_Prof Dr H Veithzal RivaiPemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi,_
_Robbin & Judge leadership_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H