Mohon tunggu...
Basuki Ranto
Basuki Ranto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Pengalaman di BUMD dan BUMN, menulis dan berorganisasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menyimak Kepemimpinan Transaksional dalam Mengelola Organisasi

30 Maret 2024   06:47 Diperbarui: 30 Maret 2024   06:55 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dengan demikian pemimpin harus dapat meyakinkan para pengikut untuk mematuhi instruksi yang diberikan. Inilah yang membangun aspek paling penting dari kepemimpinan transaksional.

Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari gaya kepemimpinan transaksional (Very Well Mind) diantaranya adalah adanya Iming-iming (janji) ketika apa yang diperintahkan dapat dilaksanakan dengan kinerja terbaik berupa insentif, promosi jabatan, dan hadiah lainnya sehingga termitivasi untuk mencapai target. Sehingga dengan demikian Tim dan bawahan  akan berkontribusi melakukan yang terbaik ketika rantai komando jelas. Di sisi lain fokus kegiatan adalah bagaimana instruksi pemimpin dipatuhi dan dilaksanakan para anggota dan ini adalah tujuan utama.

Sementara itu agar target bisa tercapai bawahan perlu dimonitor dengan hati-hati untuk memastikan target terpenuhi.

Dalam gaya kepemimpinan transaksional, terdapat  sifat-sifat seperti: berfokus pada tujuan jangka pendek; penekanan hanya pada penyelesaian tugas, sedangkan dari  kebijakan didukung sistem dan prosedur terstruktur. Penekankan pentingnya aturan dan melakukan hal-hal dengan benar dan dalam aktifitasnya  condong menggunakan otak kiri. Sifat lain dalam kepemimpinan transaksional adalah  menentang perubahan (pro status quo).

Bila kita simak dari berbagai hal yang terkait dari karakter dan sifat dari gaya  kepemimpinan transaksional , maka dalam hal pengelolaan organisasi yang besar seperti Republik Indonesia ini cenderung menggunakan gaya kepemimpinan transaksional.

Organisasi tentara dan kepolisian juga cenderung menggunakan gaya kepemimpinan transaksional karena adanya garis komando yang dan perintah  dari atasan yang satu pintu serta wajib dilaksanakan oleh Tim atau bawahan.

Prinsip pengaruh ganda (sumbiosis mutualisme) merupakan sesuatu yang saling menguntungkan baik bagi pemimpin maupun yang dicapai ketika kinerjanya berhasil.

Organisasi pemerintah memiki ciri dan sifat sebagaimana tersebut dalam kepemimpinan transaksional. Penyelenggaraan Pemilu yang baru saja diselesaikan merupakan contoh penggunaan kepemimpinan transaksinal karena semua sudah terstruktur dan target hasil sudah diarahkan oleh pemimpinnya sementara kebawah hanya melaksanakan apa yang diperintahkan atasan.

Organisasi bisnis juga bisa memanfaatkan gaya kepemimpinan transaksional karena salah satu karakter dari kepemimpinan ini adalah effisiensi. Tujuan organisasi pasti bertujuan mencari keuntungan (profit motive) dan melalui aksi efisiensi maka profit bisa dihasilkan secara lebih maksimal.

Beberapa uraian tentu masih merupakan beberapa catatan kecil dari menyimak karakteristik dan sifat dari kepemimpin transaksional, sehingga masih perlu kajian lebih lanjut dari aspek-aspek di dalam organisasi.(m@s-b@s 30032024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun