"Aku bilang. Nanti dia kena karma. Tapi,,, ia malah bilang, karma itu nggak ada," terang Susi.Â
"Ya! Memang benar. Karma itu nggak ada," balas Sutejo mesem.Â
"Kamu belain Sugih, Jo?" kata Sinta memanas.Â
"Tidak! Karma memang nggak ada. Yang ada adalah keinginan kita sendiri menuju keadaan yang pernah kita perbuat kepada orang lain sebelumnya. Kita mengingini orang lain melakukan hal yang sama kepada kita, sebagaimana kita melakukan hal itu kepada orang lain," terang Sutejo.
"Berarti kalau kita nggak mengingini itu, itu nggak bakal terjadi?" timpal Jarwo.Â
"Tepat!" pungkas Sutejo.
   Susi masih merasa kesal atas perbuatan Sugih terhadap sahabatnya. Ia mengajak teman cowoknya untuk mengadili perbuatan Sugih. Tetapi, sayangnya Sutejo menolak. Bagi Sutejo, keadilan bukan soal mengadili perbuatan seseorang. Itu justru seolah-olah kesannya ikut campur. Ikut campur adalah ketidakadilan. Apalagi menyangkut masalah hati.Â
"Ah! Kamu ma mentehin, Jo." seru Susi.
"Tanpa kita adili pun, dia akan diadili oleh dirinya sendiri," sahut Sutejo mesem.Â
"Lah! Wong dia jelas-jelas nggak eling," Susi menyangkal.Â
"Hmmm. Tapi,, gini Sus. Sugih nanti juga akan menyesali perbuatannya," kata Parmin mencoba menenangkan Susi.Â