Sutejo membuat spekulasi. Bahwa, malam akan berganti siang. Semakin malam semakin mendekati pagi. Bila pagi tiba, tentu akan menjelang siang. Semakin siang semakin mendekati sore dan seterusnya. Ia pikir. Ada sesuatu yang relatif dari perasaan seseorang. Walau perasaan itu diakui cinta mati.
"Kalian tentu tahu," seru Sutejo.
"Tahu, Apa?" sahut Susi.
"Nggak ada yang absolut dalam perasaan seseorang," balas Sutejo.
"Berarti ia bisa berubah kapan saja, maksudmu?" sambut Parmin.
"Iya," Sutejo membenarkan.
"Dan, pada akhirnya, Sinta akan berhenti dengan sendirinya—mengejar-ngejar Sugih?" Sapar menambahi.
"Tepat!" kata Sutejo. "Dalam falsafah Jawa: habis bencinya tinggal cintanya. habis cintanya tinggal bencinya." closing Sutejo.
#Bass #Elang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H