Sifat mendua Pemerintah yang pada satu sisi ingin mengatasi covid-19 dengan cepat, tetapi di sisi lain ingin mengurangi PHK, mengurangi kemandegan ekonomi di sektor transportasi, perhotelan, dan kuliner. Kebijakan itu akhirnya direspon negatif oleh tenaga kesehatan yang sudah bersusah payah dan berkorban tidak pulang ke rumah berminggu-minggu di RS karena ingin Corona berlalu.
Jangan Suka-suka Kalian Saja
Saat ini Indonesia masih memiliki jumlah kematian pasien psoitif Covid-19 tertinggi di Asia Timur di luar China. Apakah kita nantinya dianggap sebagai bangsa yang ceroboh dan gegabah dalam penanganan wabah Corona. Jawabanya tentu tidak bukan.Â
Oleh karena itu, ketika para relawan telah berjuang mati-matian melawan Covid-19, sementara masyarakat di luar acuh, maka laksana pepatah, tumbu tidak mendapatkan tutup, atau bertepuk sebelah tangan. Tidak ada gayung yang bersambut.Â
Saat ini setidaknya sudah ada 52 Nakes yang meninggal dunia dengan kasus positif per 18 Mei 2020 sudah tembus di atas 18.000 kasus. Bagaimana dengan janji pemerintah yang tidak akan mengecewakan para Nakes?Â
Namun, kebijakan yang diambil pemerintah ternyata berpotensi membuat kerumunan massa dalam jumlah besar seperti saat tanggal 18/5/2020 di Terminal 2 Bandara Soeta. Mereka seolah tidak menghiraukan protokol kesehatan dan menafikan UU nomor 6 tahun 2018 tentang Kedaruratan Kesehatan.
Sikap 'yo wis terserah, sak karepmu" harus segera disudahi karena tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru memperkerush suasana. Oleh karena itu, sekali lagi pemerintah hendaknya selalu melakukan koreksi atas seluruh kebijakannya. Jangan sampai menyebabkan Nakes dan masyarakat yang sudah meng-gua-kan keluarganya berbulan-bulan di dalam rumah menjadi sia-sia.
Kini saatnya, pemerintah di era new normal lebih fokus pada pemulihan kesehatan masyarakat, dengan menekan angka positif dan kematian akibat Covid-19. Karena faktor nyawa tidak bisa diselamatkan di kemudian hari, sementara faktor ekonomi dapat di-recovery di kemudian hari.
*) Dr. H. Basrowi, M.E.Sy. Alumni Pesma Baitul Hikmah Surabaya, Alumni PPs Ekonomi Syariah UIN Raden Intan Lampung, S3 Ilmu Sosial Unair, dan S3 Manajemen SDM UPI YAI Jkt
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H