Kedaulatan Rakyat
Pasca Danny didiskualifikasi sebagai pasangan calon di Pilkada Makassar, hal itu kemudian membuat Danny secara otomatis cepat kembali menjabat sebagai Walikota Makassar aktif pasca non aktif ketika maju pada tahapan Pilkada Makassar. Hal ini kemudian diduga sebagai jalan Danny melakukan manuver politik untuk memperkuat dukungan kepada kolom kosong.
Dugaan ini semakin simpang siur berkat adanya penon-aktifan sejumlah belasan Camat dalam lingkup pemerintah Kota Makassar. Ada sejumlah khalayak yang menyebut bahwa penon-aktifan Camat tersebut berkaitan dengan Pilkada Makassar. Ini muncul dari pihak Appi-Cicu. Sedangkan wacana yang muncul dari pihak Danny, hal itu dikarenakan Camat tersebut tidak netral dalam Pilkada Makassar.
Polemik demi polemik terus menambah situasi politik Pilkada Makassar. Hingga membuat arus politik bawah menjadi panas. Terutama dari pendukung Appi-Cicu dan relawan kolom kosong. Sedang disisi lain, Danny yang terus dijepit oleh kasus dugaan korupsi mencari pembelaan. Salah satu cara yang dilakukan adalah masuk pada salah satu partai untuk menjadi kader sebagai tamen.
Dan menurut kabar burung yang beredar, kini Danny siap ber-NasDem. Jas Partai NasDem itu kembali diduga membuat Danny melakukan manuver politik untuk memperkuat relawan kolom kosong. Ini bisa jadi sebagai ungkapan kekecewaannya yang gagal maju di Pilkada Makassar.
Disisi yang lain, tahapan Pilkada Makassar terus berlanjut. Pasangan Appi-Cicu sebagai calon tunggal di Pilkada Makassar kian optimis memenangkan pertarungan melawan kolom kosong. Bahkan, dalam beberapa kesempatan dalam kampanye, Appi-Cicu terus menerus merehkan kekuatan relawan kolom kosong yang katanya tidak punya program untuk membangun Kota Makassar ke depan.
Hingga akhirnya, hari pencoblosan tiba pada tanggal 27 Juli lalu. Sekitar pukul 15.30 pada hari yang sama keluar quick count Celebes Research Centre (CRC) memenangkan kolom kosong atas Appi-Cicu. Akan tetapi, pihak Appi-Cicu tetap optimis memenangkan Pilkada Makassar.
Untuk meredam hasil quick count tersebut, pihak Appi-Cicu mengklaim memenangkan Pilkada Makassar berdasarkan hasil rekap dari sejumlah saksi yang ditempatkan pada tiap TPS. Itu kemudian membuat sejumlah euforia bagi kubu Appi-Cicu dengan melakukan perayaan. Bahkan, tim pemenangan Appi-Cicu sempat melakukan kegiatan di Kecamtan Manggala sebagai bentuk kemenangan.
Namun angan-angan kemenangan Appi-Cicu untuk melenggang ke Balaikota Makassar menjadi buyar. Setelah KPU Makassar melakukan rekapitulasi pada 6 Juli 2018 di Hotel Maxone, dimana KPU mengumumkan kemenangan kolom kosong dengan segala intrik politik yang menyertainya. Bahkan, kolom kosong mampu meraih suara terbanyak pada 13 kecamatan di Kota Makassar. Itu artinya, Appi-Cicu hanya mampu menang pada 2 kecamatan.
Kemenangan kolom kosong di Pilkada Makassar merupakan sejarah tersendiri. Bahkan ada media yang menyebut jika kemenangan kolom kosong merupakan kemenangan yang pertama sejak zaman kolonial Belanda. Ini sedikit menyindir akan tetapi secara fakta yang benar adanya.
Sejarah lain yang ditoerahkan kolom kosong adalah merupakan satu-satunya Pilkada yang diikuti oleh calon tunggal mampu tumbang. Sebab di Pilkada Enrekang dan Bone Kotak Kosong mampu dikalahkan. Meski secara proses politiknya sangat jauh berbeda. Sebab Pilkada Makassar pasangan incumbent didiskualifikasi sedang di Enrekang dan Bone sejak awal tidak pasangan calon yang mampung menggenapkan usungan partai politik.