Dengan alasan inilah, saya dan beberapa teman yang lain memilih untuk berkontribusi dalam pemerataan dan pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dimulai dengan membentuk komunitas Ruang Abstrak Literasi (RAL) pada awal tahun 2017 lalu.
Meski diawal pembentukannya, RAL hanya merupakan komunitas anak-anak muda untuk berdiskusi tentang isu-isu yang sedang hangat ditengah masyarakat. Akan tetapi, dalam perkembangannya komunitas mulai diarahkan untuk berbuat yang akan berdampak kepada masyarakat.
Sehingga, teman-teman yang terdiri dari berbagai lintas kampus di Kota Makassar berinisiasi untuk membuka lapak baca di Pantai Marbo, Kelurahan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota Makassar. Langkah kecil yang kami lakukan tersebut bisa jadi akan dipandang sebelah mata oleh sebagian orang.
Salah satunya mungkin datang dari warga yang ada di sekitar Pantai Marbo. Sebab pada awal kami berkegiatan di pantai tersebut, berbagai penilaian menghampiri kami. Mulai dari respon yang berbau negatif maupun respon positif. Asa kami tak pernah pudar hingga kini untuk berbuat kepada sesama.
Dan alhamdulillah, pelan tapi pasti sentimen-sentimen tersebut mulai memudar. Bahwa benar, niat yang kami bawa kesana untuk berbagi pengalaman dan ilmu sudah terasa. Tak hanya itu, warga sangat merespon positif kegiatan kami.
Jika diawal kami berkegiatan di Pantai Marbo hanya membuka lapak baca, kini kami mulai mencoba untuk membuka kelas untuk anak-anak nelayan baik yang putus sekolah maupun yang sedang menmpun pendidikan dasar dan menengah.
Kini, kami membina anak-anak di Pantai Marbo sekitar 70 anak dari berabagai tingkatan usia. Untuk memudahkan proses belajar beratapkan langit dan beralaskan tanah, kami membagi anak-anak tersebut berdasarkan usia.
Anak yang usia sekolah taman kanak-kanak, kami melakukan proses pembelajaran dengan cara bernyanyi dan bermain. Tentu dengan menyelipkan berbagai pelajaran moral. Sesekali kami melakukan proses pembelajaran seperti sekolah-sekolah formal.
Membuat anak-anak merasa nyaman untuk belajar adalah tujuan kami. Memberikan edukasi bahwa sekolah bukanlah sebuah penjara bagi anak, akan tetapi sebuah tempat yang sangat mengasikkan untuk bermain dan belajar serta berinteraksi dengan anak yang lain.
Untuk melihat perkembangan anak-anak didik kami, maka diputuskan untuk membuka lapak baca dan buka kelas tiap satu kali dalam sepekan yakni hari Sabtu. Jadwal itu sudah berlangsung cukup lama yakni sekitar Agustus atau September tahun 2017 lalu. Dan masih berlangsung hingga kini.
Adapun jumlah koleksi buku baca untuk anak-anak hingga kini terus bertambah. Itu tak terlepas dari berbagai donatur tidak tetap kami. Mulai dari warga yang berempati hingga bantuan dari lembaga pemerintah. Terbaru, kami mendapatkan bantuan dari Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK).