Kupikir keputusan Megawati tersebut sangatlah tepat. Sebab hal itu membuatnya menjadi buah bibir rakyat, pasalnya keputusan itu menjadikan Megawati sebagai sosok yang tidak haus kekuasaan secara pribadi. Tentu ini menambah sisi positif terhadap PDIP.
Disisi lain, Megawati yang telah melihat peluang untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta kala itu yakni Joko Widodo yang sangat kental dengan sikap sederhana, merakyat, dan gaya blusukannya yang fenomenal. Apalagi, nama Joko Widodo sangat dielu-elukan oleh rakyat dengan balutan media yang sangat kental.
Hingga akhirnya membuat Megawati merasa dipuncak dan menghapus rasa sakit hatinya dan kesabarannya menjalankan langkah politik oposisi dengan memenangkan pertarungan Pilpres 2014. Joko Widodo yang dipasangkan dengan JK membuat partainya melenggang ke istana dengan perolehan suara yang cukup signifikan.
Jokowi-JK mampu mendulang suara sebanyak 70.997.833 suara dengan persentaasi 53.15 persen dengan PDIP sebagai partai pengusung utama bersama PKB, NasDem, Hanura, dan PKPI. Sedangkan pesaingnya, Prabowo Subianto-Hatta Radjasa yang diusung oleh Partai Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP, PBB, dan Demokrat hanya mampu mendulang suara 62.576.444 atau 46.85 persen.