Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bali, Antara Ancaman Pandemi dan Influencer Karbitan

9 Juni 2021   19:32 Diperbarui: 9 Juni 2021   19:33 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bali dan Kondisi 

Bali, memang sedang berusaha bangkit. Pandemi yang memberikan keterbatasan untuk travelling dan juga menutup perbatasan baik domestik maupun Internasional ini sukses bikin Bali betul betul berada di bawah air.

Ekonomi disini mencatat rekor buku terburuk sepanjang sejarah : Minus 12 persen.

Keramah tamahan "sedikit bergeser" karena dihimpit kebutuhan ekonomi. Bali, yang selama ini aman memang terlalu lama berada di satu zona nyaman bernama Pariwisata.

Para pelaku pariwisata tidak lagi sekedar memutar otak untuk strategi. Tak lagi memikirkan keuntungan, namun bagaimana caranya mengurangi kerugian per hari.

Tidak sedikit, yang terpaksa gulung tikar. Mengharapkan situasi yang masih belum menentu dari kebijakan Mancanegara. 

Apakah Bali betul betul "mati" ?

Tidak juga sih.  Justru disini mental dan strategi bertahan diuji. Pasar domestik, masih terbuka lebar kok. Apalagi "Mas Menteri" beserta dengan tim nya terjun langsung untuk bekerjasama dengan para pelaku Industri Pariwisata langsung dan Bali, dan mendengarkan.

Kebijakan demi kebijakan diuji. Yang justru salut disini lebih ke bagaimana solidaritas di Bali terjadi saat ini. Jangankan terhadap sesama Manusia. Bahkan pada hewan hewan terlantar pun, Bali, sangat istimewa disini. 

Saling membantu, setiap hari, dalam pergerakan. Ini yang membuat kita secara positif meski berdarah darah, ikhlas untuk tetap berjalan. 

Namun dibalik senyum ramah dan Bali yang sedang bangkit ini, ada sedikit cerita dan ( kalau bisa) teguran keras. Efek dari media sosial yang memang bermata dua. 

" Hai Kak, Kami bantu konten dan promosi nya untuk tempat Kakak via instagram kami ? "

Banyak banget  ini, tetiba  so called "influencer "anorganik saat semua sedang  persiapan kenijakan positif Open Border Bali ini dan memang sedang masa liburan bagi domestik,  direct message (dm ) meminta barter  antara konten yang di "hargai" dengan menginap gratis yang ga tanggung tanggung : 5 hari ++

Kalo mereka yang memang profesional dan punya "edge" bagus  dan memang punya karakter di konten sosial media, pertimbangan masih oke ya.
Malah justru para influencer profesional biasanya tidak mengharap apa apa dan secara sincere support untuk Bali Bangkit.
Tapi tidak kasusnya dengan para influencer dadakan ini.

Polesan sana sini, jumlah follower yang (seakan) fantastis tapi konten asal asalan dan tidak terkonsep. Mungkin si Kakak Kakak ini kurang belajar mendalami bagaimana kami ini cukup lama pernah lah belajar sedikit sedikit tentang ilmu titen atau profiling.

Sehingga bisa dengan gamblang melihat dan membaca, bagaimana profil mereka di medis sosial ini betul betul sekedar polesan saja.

Dan yang mengherankan, justru di sifat oportunis yang sedang berusaha di tonjolkan, dalam bahasa " Kami bantu promo" tadi.

Where is your manner? 

Anda yang merasa sedang melakukan ini, sejatinya sedang mengambil selfi di atas kepala orang yang saat ini sedang megap megap berusaha bertahan di bawah air dengan paru paru yang semakin tipis.

Sekedar saran aja sih, kami di Bali tetep ramah kok. Dan senyum kami tetep hangat.


Sembari menawarkan ke mereka tes wawasan kebangsaan berbasis metode barbar dengan penggunaan kunci roda.

Bali Pasti Pulih. Tanpa Kalian. 

Astungkara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun