Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apa yang Bisa Anda Lakukan dalam 44 Hari?

4 November 2017   00:53 Diperbarui: 4 November 2017   01:19 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentang dua pasangan muda  yang setiap hari masih terjebak kemacetan tapi  ingin buru buru pulang untuk melihat buah hati mereka. Tentang akhir pekan sebagai kompensasi.

Hampir semua warga Jakarta mungkin berpikiran sama,  berhak untuk  kenyamanan akhir pekan.  Dan kenyataannya?  Weekend ya tambah macet. Dan tidak disadari, efek lebih jauh nya konsumerisme yang semakin tinggi adalah kompensasi.  Memiliki kendaraan atau tidak adalah satu dilema. Biaya perawatan yang tinggi karena mesin yang disiksa kondisi kemacetan. Bahan bakar yang jelas jauh dari kata efisien. Waktu , yang terbuang dengan percuma. Sulit efektif dan maksimal saat kerja karena sebelumnya sudah menghadapi hal yang sama setiap harinya.

Dari sebuah cubicle di lantai 27 , Sunset romantis berarti bunyi klakson dan endapan smog. Polusi yang bisa terlihat dan tercium dari kendaraan yang tiap hari melintas. 

Berdasarkan  statistik di tahun 2015, Jumlah kendaraan di  DKI saja setiap tahunnya bertambah 12 %. Itu setara dengan pertambahan motor sebesar 4.000  4.500 per hari dan pertumbuhan roda empat sebesar 1.600 per hari. Ya, anda gak salah baca. Itu pertumbuhan PER HARI.  Sementara penambahan ruas jalan hanya 0,01 % . 

Anda bisa simak artikel ditautan ini sebagai rujukan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia merilis  Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Jakarta, bahwa baku mutu udara di Jakarta pernah mencapai 200? Sebagai catatan dalam nilai ISPU, sehat adalah antara 0-50 dan 200-299 adalah masuk dalam kategori "sangat tidak sehat" yang dapat merugikan kesehatan populasi yang terpapar dan dapat menimbulkan kerusakan. 

70 persennya polusi udara kategori PM 10 atau partikel besar berasal dari kendaraan bermotor.  Penyumbang terbesar penyakit jantung koroner dan gangguan pernapasan. 

Di negara maju, meski daya beli ada, orang akan berpikir keras untuk kepemilikan kendaraan pribadi. Apakah kebutuhan sudah benar benar perlu? Pajak pertahun yang besar, biaya perawatan yang tinggi,  parkir yang mahal dan bahkan tidak tersedia. Belum lagi kesadaran tentang penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan dan dampak langsungnya terhadap lingkungan. Mereka memilih untuk tidak memiliki, demi ketenangan diri, lingkungan yang lebih baik. Kualitas hidup lah yang dicari. 

Dan apabila harus memilih,  uji emisi yang ketat dilakukan pada kendaraan yang ada. 

Jakarta, ini harus dan sejatinya bisa berubah ! Dengan kemauan, kebersamaan, strategi dan teknologi. Tinggal di kota besar, ya cara berpikir juga kudu cerdas dan bertanggungjawab. MRT  dan penambahan ruas jalan tidak akan efektif berhasil apabila penyebab utama kemacetan--penggunaan kendaraan pribadi-- tetap terus bertambah setiap harinya.

Simak ilustrasi video berikut ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun