Mengumpat dari balik layar ponsel tak akan membuat hal ini semakin baik kan?Â
Yang bela penista agama kok berpuasa dan ikut taraweh ? Heladalah. Lha kewajiban berpuasa dan hak untuk menerima berkah bukannya terbuka untuk siapa saja ya? Jangan malah kamu nanti yang menista Agama mu ( kita), karena larangan atau cemoohmu sendiri. Â Dan mengapa kita masih ngurusin Bibib yang gak pulang pulang? Salah salah malah ibadahmu nanti tak jauh lebih baik daripada yang kamu cerca. Saya yang aslinya juga gemes sama Bibib gak pulang pulang berpikiran, baguslah dia disana dulu. Kalau pulang sekarang, jadi rame malah bikin Ramadhan nanti menjadi panas. Ibarat Ahok yang memilih untuk tak banding lah. Kita sama sama lihat sisi positifnya dulu saja. Karena nyari negatif itu gampang.
Polisi Syariah Atjeh yang menertibkan? Bukankah Perda Syariah itu adalah keistimewaan daerahnya? Ya biarkanlah mereka melakukan sesuai dengan daerahnya sendiri. Anda bisa jadi tak setuju melihat mayat yang tak kunjung dikuburkan di Toraja. Atau kenapa pecalang Bali melarang orang berjalan jalan dan menyalakan listrik pada saat Nyepi. Ketidaksetujuan mu bukanlah satu lambang keadilan. Atau sebaliknya, apa yang mereka lakukan bukanlah lambang ketidak adilan. Ini Indonesia, dan kita kaya akan adat istiadat dan budaya yang mengacu pada nilai keyakinan. Anda pasang PP Garuda ya mestinya faham banget dah dengan hal seperti ini. Â Yekan?
Jawa Bid'ah Islamnya. Padahal, jauh sebelum Islam masuk Wong Jowo sudah mengenal Nur Muhammad. Bromo, Brahmana, Ibrahim , Abraham? Sarah, Saraswati? Dan mungkin disisi sebaliknya, saudara kamu yang sedang melarangmu melakukan bid'ah itu berkata keras, karena kecintaan mereka pada Rasul-Nya. Rasulullah SAW yang juga jelas kita cintai.  Seriusan kalau onta itu murah mungkin juga kamu piara onta. Apa gak keren ngabuburit naik onta? Dan speaking on behalf of kecebong nih.  Kecebong adalah berudu. Dimana setelah itu ia bertransformasi menjadi katak. Dimana suara katak yang 'menenangkan' itu adalah cara mereka bertasbih kepada Sang Khalik.  Bahkan Nabi Daud yang merasa bahwa tasbihnya adalah yang terbaik pun pernah di'tegur' oleh si katak, tentu dengan kerendahan hati.Â
"Wahai Dzat yang disucikan oleh setiap lisan dan diingat di setiap tempat ". Inilah yang kuucapkan selama tujuh puluh tahun tanpa henti dan lidahku tak pernah kering atau kelu mengucapkannya. Dan selama sepuluh hari aku tak makan dan tak minum hanya memikirkan dan mengucapkan dua kalimah tersebut. Â Itu, sebuah teguran katak kepada Nabi Daud sendiri. Kecebong te'aa. Subhanallah.
Ayolah berpikir positif. Cobalah untuk tertawa  tersenyum dan yang terpenting menahan diri untuk tidak merasa lebih baik daripada orang yang kau anggap "musuhmu".
Musuhmu, musuhku itu sudah jelas. Setan. Nah kalau dia dibelenggu kenceng yang dalam catatan penting si Setan sebetulnya dia sedang mengucapkan Alhamdulillah karena akhirnya dapat jatah liburan. Jangan salah. Iblis adalah mahluk Tuhan yang taat. Dia taat untuk menjadi peran antagonis. Memang kamu pikir sumpahnya untuk terus menggoda dan menghancurkan anak cucu Adam, tanpa sepengetahuan Allah SWT ? Maha Tahu, remember?
Nah, kalau Setan, Iblis jelas jelas sedang asik menikmati belenggu nya sembari liburan karena capeeknya minta ampun godain anak cucu nye Adam dan Siti Hawa, terutama Pilpres Pilkada kemarin ushushon Rakyat Indonesia, nah lagi. Kita sedang digoda atau berperang melawan siapa?Â
Bukan musuhmu si kecebong atau si unta. Kita, sedang melawan diri kita sendiri. Â Untuk kembali ke fitrah kita kelak nantinya. Fitri ya, bukan si Ani, Eni atau yang lain. Cari yang Fitri. Itu jang aseli !
Kembali nyikapin "Nasi Padang" nya kita kali ini, alias situs berita , konten dan teman yang cenderung provokatif. Gak ada salahnya di unfollow untuk menjaga ketenangan diri. Problem di masyarakat yang doyan eksis saat ini ya godaan nya ada di media sosial. Kalau waktu senggang, carilah konten konten yang bermanfaat. Belum bisa menggerakkan hati untuk konten yang Islami, ya perdalam lah konten hobi. Klik dan share ( gak perlu pake amin) konten yang bermanfaat. Bukan riya namanya untuk sekedar sharing apa hobi kita. Dan bukanlah menjadi riya lagi apabila lebih jauh anda share sesuatu yang positif dalam hal Ibadah.Â
Meskipun itu menjadi riya, dan itu akan 'membakarku' ( ceilah, kesannya dramatis banget ya? ) ya biarlah. Tapi ilmu kebaikan yang ditularkan itu adalah satu pahala yang tidak terputus. Positif aja.