Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Khilafah di Tanah Indonesia, Sebuah Tujuan?

4 Mei 2017   05:26 Diperbarui: 31 Juli 2017   20:56 22683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan kebangkitan ummat Islam lah yang terlihat. Karena sejatinya kehadiran seorang muslim secara otomatis membawa kedamaian, dan pada saat ini, yang terlihat malah justru sebaliknya.

Umat, memilih untuk dibenturkan atas dasar solidaritas komunal. Memilih angka 7 juta jiwa sebagai 'pertanda' kebangkitan mereka. Namun tak sadar, bahwa ada lebih dari 300 juta jiwa di Indonesia ini yang menjadi saudara mereka yang 7 juta jiwa ini. Bagaimana mungkin hal ini merepresentasikan kebangkitan Islam di Indonesia?

Isu yang digoreng seperti tak berkesudahan. Seringkali, dimana-mana jargon "Jasmerah" atau Jangan Lupakan Sejarah bergaung kencang, namun bahkan melalui format yang sedikit lain, hal yang sebetulnya gamblang terlihat terang benderang pun tidak bisa dicermati dengan baik. Isyu tentang kebangkitan PKI? Sepertinya kita sudah lupa, atau akibat dari doktrin yang cukup lama dijejalkan siapakah yang mempopulerkan gerakan melawan PKI sendiri?

Dengan membenturkan rakyat dengan rakyat sendiri.  

Bicara tentang strategi, apakah kita semua sudah lupa tentang sejarah bagaimana selama ini demokrasi tidak berjalan sebaik baiknya dan siapa sebetulnya ahli strategi yang bahkan bisa dengan cerdas dan tegas melalui kepanjangan tangan membungkam Indonesia pada saat itu? Sudah lupa?

Atau bicara tentang kekacauan yang diciptakan pada saat ini seperti refleksi akan strategi: datang, pecah konsentrasi massa dengan mengadu domba mereka, rangkul massa saat kekuatan sudah terbelah, dan ambil alih.

Kesimpulan pendek yang bisa diambil dari berbagai peristiwa di Tanah Air masih mengerucut di sana. Baik dari kerusuhan Ambon- Poso, kekacauan pemerintahan otopilot yang membenarkan ketidakadilan mayoritas dan minoritas. Korupsi berjamaah yang terus menerus masih saja dilakukan. Benturan dalam tanda kutip pemilihan Presiden dan yang terakhir Kepala Daerah. Dimana Daerah Khusus Ibukota adalah lahan strategis yang wajib dipertahankan. Apapun caranya, bagaimana pun cara melakukannya.

Saat seseorang gencar dan mengatakan Khilafah di Indonesia wajib diperjuangkan, tanpa sadar, justru kekuatan ini lah yang sedang 'dipergunakan' untuk peperangan yang sebetulnya. Dan peperangan itu bukanlah sebuah peperangan ideologi, pada akhirnya. Berkacalah pada satu sejarah panjang bagaimana Islam dimanfaatkan justru demi satu tujuan perpecahan.

Tahun 2019 nanti. Itu target awalnya. Baru awalnya, dan apabila kita tidak sama-sama berusaha untuk mencegah segala upaya memecah dan pengaburan sejarah, ini hanya awal dari satu rencana besar yang lebih tak menyenangkan lagi. 

Dan Khilafah, hanyalah satu 'kendaraan' untuk menuju ke sana. Entah kita sudi untuk sadar atau tidak untuk giringan yang sebenarnya.  

Sudah saatnya silent majority mendobrak tabu yang selama ini menjadi barrier bagi kebanyakan. Jangan takut dikatakan tidak beragama, apabila negara anda dan saudara saudara anda baik satu agama ataupun tidak menjadi taruhannya. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejatinya wajib dijaga bersama-sama. Terlebih, apabila justru agama lah yang sejatinya dimanfaatkan oleh mereka yang sejatinya tak peduli dengan pasal halal atau haram sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun