Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Vodka dan Politik SARA di Malaysia - Indonesia

19 Januari 2017   05:35 Diperbarui: 19 Januari 2017   15:17 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara pasar berantem sendiri, politikus-politikus busuk ini tertawa. Bukan guyonan ini, karena mereka sudah mati rasa dan tak jarang  bahkan mengatur plot atau dagangan secara bersama-sama. Satu mengambil peran yg secara subyektif pahlawan, yang satu lagi berseberangan. Mereka melakukan deal-deal politik yang sepertinya tampak bahwa mereka sedang bermusuhan. Padahal sejatinya, tak ada teman atau musuh yang abadi di politik kan?

Kalau kita sudah sama-sama tahu hal itu, kenapa kita masih saja 'ikhlas' untuk terbawa arus permainan mereka? Ya lagi lagi karena kita adalah sebuah pasar. Tak ubahnya korporasi besar, mereka para politisi pun melakukan analisis dan pemetaan terhadap kita: para warga negara Republik Indonesia.

Melakukan percobaan-percobaan kecil di 'pasar'. Mencari formula penjualan dengan tepat. Momentum penjualan.

Dhyaar. 'Produk' mereka pun laku di pasaran. Ditambah dengan kegemaran ala telenovela penuh dengan intrik, bumbu sensual dan juga cerita cloak and dagger ala spionase dan konspirasi, barang tersebut, sukses di pasaran.

Anda dan saya mungkin akan sulit menerima kenyataan seperti keterangan di bait-bait alinea di atas. Wajar. Karena jiwa pejuang bukan pecundang yang ditanamkan matang sebagai makhluk NKRI ini selalu merasa perlu untuk berjuang dan menjadi bagian dari sesuatu. Apalagi menyangkut nasionalisme dan agama kan? 

Seriusan, butuh waktu untuk benar benar tersadar. Tak peduli, di 'sisi' mana Anda menjadi pasar. 

Capek gak sih?

***

Di dataran Candi Gedong Songo kabupaten Semarang, saya terengah-engah mencoba mendaki ke atas dengan berjalan kaki. Rekan saya, Slawomir Gogacz dan Wojtec Chojnaki dan Low Yik Hern berjalan dengan semangat. Sesekali aroma Vodka tercium saat mereka beristirahat dan membuka botol minum yang mereka bawa. Saya tetap tersenyum kepada tingkah laku mereka, para sahabat yang bukan hanya rekan sepekerjaan saja.

Sebagai tuan rumah yang baik, tujuan wisata akhir pekan pun jadi sarana melepas lelah dan stres karena beban pekerjaan. Hingga tiba waktu menjelang sore dan kami pun memasuki mobil untuk bergegas kembali ke Semarang.

Menjelang petang, saat saya sedang mengemudikan mobil, tiba-tiba Low meminta saya untuk berhenti di sebuah gerai minimarket kecil. Dia berlari ke dalam dan tak lama kemudian dia kembali dengan beberapa minuman dingin dan roti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun