Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kebijakan Mobil LCGC Yang Akhirnya Membebani Negara

20 April 2014   20:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:26 3209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski demikian, Menteri Perdagangan M.S Hidayat menyetujui "usulan" Muhammad Chatib tentang penerapan diameter nozzle bahan bakar khusus mobil LCGC. Usulan tersebut sejatinya menjelaskan akan penerapan diameter pengisian bahan bakar spesifik bagi mobil yang mendapatkan fasilitas ala LCGC, sehingga pada akhirnya nanti mobil mobil tersebut tidak lagi dapat menggunakan bahan bakar bersubsidi seperti Premium sendiri.

1397974814466118090
1397974814466118090
Menteri Perindustrian MS Hidayat saat acara IIMS 2013 lalu. Pasang badan untuk mati matian membela kebijakan tidak matang LCGC. Menteri  atau Sales ATPM ? - sumber : vivanews.com

MS. Hidayat meminta waktu 3 bulan untuk persiapan, bahkan didalam wawancara ke media dia menjajikan bahwa sebelum akhir masa jabatannya nanti "aplikasi" tersebut sudah akan berjalan sehingga pada akhirnya kebijakan LCGC sendiri tidak "membunuh" negara melalui pengambilan porsi bahan bakar subsidi yang jelas peruntukannya bukan untuk mereka.

Agak ngeri ngeri sedap membayangkan aplikasi proyek tersebut , apabila mengingat pemberlakuan "proyek" Radio Frequency Identification yang digawangi oleh Pertamina dan PT Inti akhirnya gagal total penerapannya.  Proyek yang proyeksinya menelan biaya sebesar 800 Milyar Rupiah ini pada akhirnya pun kandas.   Dahlan Iskan akhirnya menghentikan proyek tersebut saat perhitungan pun tidak tercapai.

Lagi lagi dana mubazir yang "dipaksakan" sekedar untuk mengalihkan perhatian masyarakat umum mengenai keberatan mereka tentang proyek LCGC yang akhirnya hanya akan menimbulkan semakin parahnya kemacetan di jalan dan membengkaknya dana subsidi.

Kenapa hal hal seperti ini dan pelaksanaan teknisnya tidak dilaksanakan terlebih dahulu dengan sebuah uji lapangan yang baik, bukan pada saat penjualan LCGC pun sudah dilakukan? Tampak seperti pertanyaan yang super klise apabila bertanya tentang kebijakan pemerintah.

Penilaian subyektif penulis pun jatuh ke MS. Hidayat. Sedari awal mendukung dan kini mendekati masa "non aktif" menyetujui bahkan menjanjikan wacana proyek baru tentang cara pembatasan ala "nozzle khusus LCGC" ini?

Sebaiknya yang dilakukan segera adalah merapatnya KPK ke mereka mereka yang ada dibalik kebijakan LCGC , terutama yang  terlihat mencolok pro kebijakan ini bagaikan para Sales ATPM. Baik itu  Menteri Perindustrian M.S Hidayat,  Wapres Boediono ataupun lainnya.

Tidak sulit kok melihatnya, apabila mau benar benar menuju kesana.

Sumber :

http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/04/11/dari-nozzle-bbm-nya-ayla-sudang-dirancang-khusus-untuk-bbm-non-subsidi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun