Mohon tunggu...
Basis Kata
Basis Kata Mohon Tunggu... Mahasiswa - "Tetaplah membumi dengan tulisan yang melangit"

Sebuah persepsi kiranya akan mati dan tak berguna jika tidak diabadikan maupun dibagikan ke sesama makhluk hidup. Maka dari itu melalui setiap tulisan, sejatinya persepsi itu akan terus abadi pun demikian dengan penulisnya. Menulislah agar kau tetap terus ada🌹 Tentang makhluk yang ingin abadi dalam tulisannya. Bernama lengkap Syahrul Gunawan lahir di Bontang, 10 Maret 1999. Beralamat di Ralla, Kab. Barru dan saat ini berdomisili di Jl. Andi Djemma, Lr. 5C, Kota Makassar. Menempuh pendidikan di SDI Kompleks Ralla (2005-2011), SMPN 1 Tanete Riaja (2011-2014), SMAN 5 Barru (2014-2017), S1 Manajemen FEB UNM (2017-2022).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dies Natalis 60 Tahun UNM: Pengembalian Marwah Institusi

2 September 2021   08:00 Diperbarui: 2 September 2021   08:05 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga untuk poin pertama dan kedua semestinya perlu diperhatikan, apalagi perkuliahan daring saat ini dianggap kurikulum darurat sehingga output lulusan barangkali mengalami reduksi dalam segi kapasitas dan kualitas sumber daya manusianya yang ketika tidak diimbangi dengan pengelolaan penjaminan mutu pendidikan yang baik. Perlu diingat beberapa universitas sangat selektif dalam memilih kriteria calon mahasiswa bahkan calon dosen yang akan diterima, dalam rangka mengurangi effort, meningkatkan kualitas lulusannya. Alasan utamanya ialah semua tentunya punya kapasitas kemampuan dirinya masing-masing. Memaksakan mengatur sesuatu yang di luar kapasitasnya itu tidak sehat, justru akan menghambat tujuan yang akan dicapai.

UNM saat ini berfokus bukan hanya menjadi kampus pencetak guru saja hal tersebut tertuang dalam Visi UNM itu sendiri, terbukti dengan adanya beberapa pendidikan vokasi yang punya passing grade tinggi atau banyak diminati oleh calon mahasiswa baru. Yang mencetak lulusan yang punya keahlian dan keterampilan di bidangnya sehingga siap kerja dan mampu bersaing secara global. Dan juga beberapa program studi non pendidikan yang menjadi favorit di lingkup UNM salah satunya Manajemen, yang sebagaimana diketahui output dari lulusannya tidak menjadi seorang guru melainkan bisa ditempatkan diberbagi bidang mulai dari bidang perbankan (konsultan keuangan), pemasaran ataupun konsultan sumber daya manusia. Serta beberapa program studi non pendidikan lainnya yang saat ini ada di UNM dengan output yang dihasilkan terbilang mampu bersaing dengan perguruan tinggi lain. Hal ini membuktikan UNM tidak lagi hanya berfokus sebagai kampus dengan pencetak guru saja.

Menyoal fokus output yang ingin dicapai ini bisa saja berdampak pada dua hal yakni pertama peningkatan kualitas lulusan yang merata dan kedua ketidakmerataan pengembangan lulusannya dalam hal terjadi dua fokus yang ingin dicapai. Agar terhindar dari ketidakmerataan kualitas yang dihasilkan, perlu adanya peningkatan sistem tata kelola yang ada. Ihwal metode pembelajaran dan fasilitas penunjang lainnya. Atau melakukan kerja sama dengan instansi yang terkait untuk peningkatan jaminan mutu kualitas sumber daya manusianya.

Kemudian persoalan selanjutnya ada pada poin ketiga khususnya internal UNM yang belum mampu dikelola dengan baik dalam hal ini berkaitan dengan relasi antara birokrasi dengan mahasiswa seperti yang sudah digambarkan di atas. Beberapa hal yang berkaitan juga seperti terkait masalah eksternal yakni bagaimana cara UNM menyikapi transformasi sosial yang ekstrem salah satunya terkait kebijakan perkuliahan daring yang berimbas pada ketidakpuasan mahasiswa dalam hal kebijakan yang diambil pihak kampus salah satunya seputar pembayaran UKT di tengah pandemi. Walau pada kenyataannya tetap ada pengajuan penurunan UKT yang telah diatur, tetapi dianggap cukup sulit dalam pengajuan berkasnya. Semestinya, pihak birokrasi memberikan edukasi dan sosialisasi terkait hal tersebut agar tidak terjadi riak dalam penentuan kebijakannya.

Konsekuensi ketika universitas telah memenuhi syarat poin pertama hingga ketiga ialah adanya pengakuan  dari pihak internal maupun eksternal. Keliru ketika lebih mengutamakan memenuhi poin keempat itu sendiri. Korelasi antar syarat tersebut bersifat saling mempengaruhi satu sama lain. Untuk pemenuhannya tentunya diharapkan ada sinergitas antar sivitas akademikanya. Harapan untuk menjadikan UNM mampu bersaing dalam skala nasional bahkan internasional ialah mesti mengembalikan perguruan tinggi ke academic excellence,  narasi dan pembicaraan-pembicaraan soal akademik terbangun kembali. Fokus peningkatan dan pengembangan kualitas sesuai dan selaras dengan kebutuhan. Tidak ada pencampuran kepentingan pribadi di dalam kepentingan bersama guna meningkatkan kualitas perguruan tinggi. Di usia yang ke-60 tahun ini, semoga UNM mampu menjadi perguruan tinggi yang berdaya saing tinggi serta mampu menghasilkan lulusan yang terbaik.

"Kampus berkualitas adalah kampus yang terbuka dengan budaya kritis-dialogis dan tentunya mahasiswa dan birokrasi mesti saling bersinergi" -Syahrul Gunawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun