Alfaduro dimotori oleh orang-orang dari Suku Madura. Keberadaanya yang terus bertambah banyak, massif dan tentu digemari kalangan masyarakat karena buka 24 jam nonstop dan tentu dengan harga yang jauh lebih murah daripada minimarket perlu mendapat perhatian tersendiri jika dikaitkan dengan pemaparan penulis sebelumnya dalam tulisan ini.
Kehadiran Alfaduro diberbagai kota dengan toko yang cukup sederhana dan kecil namun murah dapat dipastikan telah mengganggu dominasi dan monopoli dari minimarket modern yang keberadaannya hampir berdampingan dengan Alfaduro. Entah kapan pergerakan dan persaingan usaha itu benar-benar akan bertatapan dalam pertarungannya, pastinya proses itu masih berjalan pelan namun pasti. Salah satu dari mereka sama-sama bertaruh dengan waktu, inovasi, dan perangkat lainnya. Hemat penulis, meski akan bertahan dengan hidup berdampingan, potensi kedua-belah pihak akan tergerus dan rontok masih mungkin terjadi. Tergantung dari bagaimana pertahanan, ketahanan, inovasi dan strategi dari masing-masing mereka.Â
Pastinya, proses kapitalisasi, dominasi dan monopoli tidak akan selamanya bertahan jika terdapat alternative yang mampu melawan mereka meski dengan cara perlahan-lahan namun pasti tergantung dari seberapa survive dari masing-masing mereka. Namun perlu menjadi pertimbangan juga bahwa masyarakat memiliki titik klimaksnya sendiri untuk menentukan pilihan mana yang lebih baik bagi mereka, sebab ada benarnya apa yang disebut Churchill bahwa masyarakatlah yang paling merasakan adanya ketidak-setaraan dalam setiap pembagian kerja dan hasil dalam sistem kapitalisme. Entahlah. Mari kita tunggu pergerakan mereka. Selamat mengamati dan menikmati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H