Indonesia sebagai entitas negara dan bangsa dengan kekayaan alam yang melimpah dan didukung kondisi tanah yang subur bukan hanya sebuah teori dan konsepsi untuk menggugah nasionalisme dan rasa kepemilikan kita atas negara ini, namun benar-benar sebuah kenyataan yang hari ini membuat bangsa manapun melirik dan bahkan iri. Kita patut bersyukur atas hal tersebut.
Sepatutnya kita berfikir ulang sekaligus perlu bersyukur atas anugerah tersebut agar kita tidak seperti pepatah "Semut seberang tampak, gajah dipelupuk mata tak tampak" atau "Rumput tetangga lebih baik", salah satunya dengan merenungkan kembali cara pandang kita terhadap makan.Â
Jika kita lebih terbuka dengan cara berfikir tersebut, saya memiliki keyakinan kita tak akan begitu terdampak jika kelangkaan bahan makanan di dunia ini benar-benar akan terjadi sebab kita dapat memproduksinya, kita dapat menghasilkannya, kita memiliki alat dan tempatnya, tentu kita harus kembali merubah cara pandang kita atas makan.Â
Makan seharusnya membuat kita kenyang dari apapun yang bisa dimakan dari yang dapat dihasilkan tanah kita sendiri. Entah itu nasi, ketela, kentang, dan lainnya. Maka mari kita kembali renungkan? Sebelum semuanya terlambat. (Gubuk Perdikan_Karang Widoro).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H