Tunggu. Kita hela nafas panjang dulu. Ini sedikit berat. Siapkan camilan dan secangkir kopi atau teh. Tidak terlalu berat sih bagi orang-orang yang sudah expert. Hanya bagi saya yang masih tertatih untuk terus berlatih.
PMTB ini singkatan dari Pembentukan Modal Tetap Bruto. Salah satu komponen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Â menurut pengeluaran. PDB itu didekati dari dua sisi, yakni dari sisi produksi atau lapangan usaha dan dari sisi konsumsi atau pengeluaran.
Baik. Kita kembali ke PMTB. Kontribusi PMTB ini merupakan yang terbesar kedua setelah PK-RT. Pada struktur PDB, kontribusi PMTB sebesar 32,32 persen. Komponen ini juga tumbuh 4, 21 persen pada kuartal ketiga tahun ini.
Jika kita lihat tren pertumbuhan PMTB pada kuartal ketiga dari tahun 2017 cenderung mengalami perlambatan. Jadi istilahnya melambat ya bukan menurun. Ini fakta yang mencengangkan. Eh, nggak juga sih.
Pada kuartal ketiga 2017, PMTB tumbuh 7,08 persen. Lalu tumbuh 6,96 persen pada kuartal ketiga 2018. Dan melambat lagi pada periode yang sama tahun ini menjadi 4,21 persen. Ini jika dibandingkan secara year-on-year (tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya). Perode kuartal ketiga tahun ke t dibandingkan dengan periode kuartal ketiga tahun ke t-1.
Dari keenam komponen PMTB, Mesin dan Perlengkapan masih menjadi komponen yang tumbuh tertinggi sebesar 7,79 persen. Bangunan tumbuh 5,03 persen, CBR tumbuh 3 persen, sedangkan tiga komponen lainnya mengalami kontraksi.
Apa? Kontraksi? Memangnya Ibu hamil? Hehehe.
Kontraksi di sini maksudnya adalah tumbuh negatif.
Kemudian untuk istilah melambat itu begini : Masih tetap tumbuh positif hanya saja besaran angka pertumbuhannya itu lebih kecil dibandingkan periode sebelumnya. Misal nih, untuk komponen PMTB pada kuartal ketiga 2018 kan tumbuh 6,96 persen. Sedangkan pada kuartal ketiga 2019 hanya tumbuh 4,21 persen. Ini secara y-on-y ya.
Selanjutnya, komponen kendaraan tumbuh negatif 6,34 persen. Komponen peralatan lainnya tumbuh negatif 1,13 dan Produk kekayaan lainnya  tumbuh negatif 4,14 persen.
Kalau kita bandingkan periode kuartal ketiga dengan kuartal kedua tahun ini (q-to-q), PMTB tumbuh 5,52 persen. Sebenarnya, komponen Mesin dan Perlengkapan bisa tumbuh 16,17 persen secara q-to-q.
BPS mencatat beberapa fenomena pada PMTB di kuartal ketiga ini. Diantaranya yakni pertumbuhan barang modal jenis mesin yang berasal dari impor tumbuh melambat, sementara yang berasal dari domestik mengalami kontraksi.
Barang modal jenis kendaraan baik yang berasal dari domestik maupun impor mengalami kontraksi. Meski demikian, impor kendaraan jenis lokomotif dan kapal terbang masih meningkat.
Pertumbuhan PMTB ini juga masih dipengaruhi oleh pembangunan infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia. Walaupun harus diakui pengaruhnya pada peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak begitu signifikan.
Fenomena berikutnya, realisasi investasi BKPM meningkat dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu. Ini dikutip dari Berita Resmi Statistik (Beres) tentang pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun 2019. Silakan unduh gratis di web BPS. Gratis!
Regulasi investasi mesti memberikan kemudahan kepada para investor. Tetapi tetap dalam semangat membangun ekonomi hijau. Pembangunan dengan meminimalisir pengrusakan lingkungan.Â
Selain itu, pemerintah mesti lebih serius lagi terhadap kebijakan impor. Jangan sampai neraca perdagangan terus tekor. Impor terhadap barang modal yang memang tidak diproduksi dalam negeri. Dengan tetap memprioritaskan barang hasil produksi dalam negeri dan menggenjot ekspor barang industri.Â
Barru, 22 November 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H