Rasanya jadi petugas Badan Pusat Statistik yang dituduh tidak independen ketika memaparkan data. Hanya karena ada data yang kebetulan menunjukkan kemajuan pemerintah.
Terjadi lagi. Seorang politikus, bakal calon wakil presiden menuduh data Badan Pusat Statistik (BPS) tidak independen. Katanya, data BPS dikontrol sehingga mendukung pencapaian pemerintah era Presiden Jokowi dalam upaya menurunkan kemiskinan. Ini tuduhan sangat serius mengingat data BPS dijadikan acuan dalam program perencanaan pembangunan.
Tuduhan ini memang cukup bikin sedikit risih. Terlebih bagi kami yang sehari-hari bergelut dalam pengumpulan data di lapangan. Panas terik matahari dan dinginnya hujan tidak menjadi halangan bagi para pejuang data.Â
Mendapatkan data itu tidak mudah, Jenderal. Penolakan demi penolakan kami siasati dengan langkah persuasif. Demi mendapatkan data yang sebenarnya. Memotret keadaan masyarakat langsung di rumahnya. Langsung dari mulut rakyat.
Responden Badan Pusat Statistik itu bukan hanya masyarakat di daerah perkotaan dengan infrastruktur yang memadai. Mereka yang berada di daerah pegunungan yang jauh dari ingar-bingar lampu kerlap-kerlip perkotaan juga menjadi pemberi data. Penduduk yang telah terpilih menjadi responden tetap kami datangi, meski berada jauh di pulau terkecil.
Jika memang data itu tidak independen, untuk apa petugas pengumpul data mesti bersusah payah ke lapangan. Mendatangi rumah-rumah penduduk untuk mengumpulkan data. Mendengar keluhan para emak-emak , mencatatnya, kemudian menganalisis data tersebut.Â
Selanjutnya, data akan disampaikan melalui rilis berita resmi statistik. Data itu juga bakal digunakan pemerintah dalam mengevaluasi program yang telah dikucurkan dan dalam perencanaan pembangunan mendatang.
Kami paham, dari pengalaman mengumpulkan data, hanya secuil penduduk yang mengaku tidak miskin. Sebagian besar dari masyarakat akan mengaku miskin. Stigma pendataan dan bantuan telah melekat di pikiran mereka.Â
Bantuan sosial telah memanjakan sebagian orang yang malas berusaha. Beberapa kali kami menemui orang yang mengaku miskin tapi tanahnya berhektar-hektar. Kalung emasnya berkilau. Kendaraannya memenuhi halaman.
Mengukur kemiskinan memang tidak mudah. Kekurangan metodologi memang masih ada. Namun itu tidak menjadi pembenaran untuk mengatakan data Badan Pusat Statistik itu tidak independen.Â
Kalau punya saran membangun, silakan menyampaikannya ke BPS. Perbaikan metodologi terus dilakukan. pengumpulan data mengikuti perkembangan teknologi terkini. Data BPS diaudit oleh forum masyarakat statistik yang berisi para pakar.