Saya dan petugas akhirnya kembali ke rumah tadi dan ngomong “Klo nda ada yang ngaku ini sapi punya siapa, pemerintah akan mengambilnya Bu daripada terlantar, kasian kan sapi ini gak diakui. “ Belum selesai ngomong, eh Si Ibu itu langsung jawab, “Iya Pak, itu sapi saya. Tapi kami tetap dapat bantuan sapi kan Pak walau kami sudah punya banyak sapi. “
“Kan sudah dijelaskan Bu, pendataan ini bukan untuk daftar penerima bantuan, kami hanya ingin tahu berapa jumlah sapinya. “ Ucapku serius menjelaskan.
“Tapi Bapak bukan pencuri sapi kan? Jangan-jangan sapi sengaja di data di desa ini supaya Bapak bisa tahu jumlah sapi yang kemudian menjadi sasaran pencurian. Iya kan?” Tanya Ibu(responden) menuduh dengan suara tertekan.
“Bukan Bu, Kami dari BPS yang sudah sering mendata, nda usah takut Bu, silahkan tanya Pak Dusun dan Kepala Desa. Kami sudah minta izin kok Bu buat mendata. “ Menjelaskan dengan tangan berayun seperti menari saking kesalnya dituduh sebagai pencuri sapi.
Pernah saya berkhayal, mungkin sebaiknya seragam KSK itu penuh dengan atribut, lambang, dan pangkat di pundak seperti pakaian anak STIS lah. Mungkin masyarakat lebih respect apalagi ditemani kuda besi plat merah. Tanda pengenal memang sangat penting, supaya tidak dianggap tukang tagih, dari koperasi-lah, pegawai bank, sales, debt collector, dsb.
Ingat!!! Bulan Mei - Juni 2017 ada Survei Ongkos Usaha Tani (SOUT) loh, Jika anda jadi responden, tolong beri jawaban yg sebenarnya ya… Salam Pengumpul Data… (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI