Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Hampir menjadi mahasiswa abadi di jurusan Matematika Universitas Negeri Makassar, lalu menjadi abdi negara. Saat ini sedang menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, beasiswa Pusbindiklatren Bappenas. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Kunjungi saya di www.basareng.com. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Romantika "Ketapang"

2 Maret 2017   19:41 Diperbarui: 3 Maret 2017   16:00 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Anak yang terlambat tadi bernama Bahar dan Ikal. Keduanya telah bersahabat sejak kecil. Bukan hanya teman bermain, keduanya juga berasal dari sekolah yang sama.

“Ikal, kita beda kelas ternyata.” Bahar menyapa Ikal dan berlalu, berjalan menuju koridor kampus. Sepertinya dia ingin melihat secarik kertas di pengumuman kampus.

“Tidak apa-apa Har, yang jelasnya kan kita masih bisa berdikusi. Kita kan sekampus. Tak sekelas tak mengapa.” Jawab Ikal menemani Bahar menuju tempat pengumuman.

Keduanya menatap serius secarik kertas yang tertempel di papan pengumuman. Bahar mengeluarkan bolpoin kemudian mencatat jadwal kuliah. Kegiatan belajar-mengajar dijadwalkan hanya berlangsung selama empat hari seminggu. Di dekat pengumuman jadwal kuliah tersebut, terdapat kertas pengumuman himpunan mahasiswa yang mewajibkan seluruh maba untuk mengikuti pengkaderan kepemimpinan.

“Kita harus ikut ini, Har. Kata kakak tingkat, ini wajib diikuti. “

“Emang berapa hari, Kal?” Tanya Bahar sambil berjalan menuju kursi di bawah pohon ketapang.

“Empat hari, Har. Nginap lagi.” Mata Bahar melotot seakan melihat hantu di siang bolong.

Ikal merasa heran. “ Kamu lihat apa sih, Har? kayak lihat hantu aja.”

Beberapa mahasiswi berjalan menuju ruang kuliah. Tatapan mata Bahar tertuju ke salah satu mahasiswi. Jalannya anggun, senyumnya manis. Saat hendak menghilang, mahasiswi itu sempat melirik ke arah Bahar dan berlalu menuju ruang kuliah.

“Itu siapa, Kal?” Tanya Bahar dengan raut wajah penasaran.

“Ingat pacarmu, Har. Jangan karena kalian tak satu kampus, kamu bebas cari cewe’ lain di sini.” Ikal meninggalkan Bahar dengan mendorong perlahan tepat di jidat kanannya. Langkah kakinya sigap menuju kantin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun