Selain itu, walaupun tidak punya hak suara. Bagi saya, pertarungan DKI Â kali ini terkait dengan prospek perubahan mental dan budaya kepemimpinan Indonesia, sekaligus pertaruhan terhadap kekuatan suara rakyat. Selama ini, rakyat seringkali hanya dijadikan partisipan musiman. Sementara, yang di atas melakukan transaksi-transaksi yang tidak arif. Kalau si anu jadi gubernur, nanti dapat jatah proyek dan jabatan ini-itu.
Jokowi-Ahok, sosok pemimpin yang memanusiakan manusia. Salah satu programnya; Orang miskin menerima fasilitas kartu berobat kelas Gold – Orang kaya dapat kartu tipe Silver (kalau tidak malu) – yang miskin kebanyakan nggak cukup uang untuk berobat, akan terbantu dengan kartu Gold tersebut. Yang punya uang, dengan kartu silver, mereka ikut serta membantu yang tidak mampu – subsidi silang. Sederhana sekaligus realistis serta memanusiakan!
Tidak ada yang menjamin Jokowi-Ahok akan mampu menjawab keseluruhan permasalahan Jakarta. Tapi paling tidak, prestasinya sudah nyata di Solo dan Belitung! Lebih utamanya lagi, kerinduan dan kehausan kita akan kepemimpinan yang pro rakyat, sebentar lagi akan terwujud!
Tidak ada pikiran lain di kepala saya. Sebaiknya, kita memang mendoakan, mendukung, dan memilih karena keduanya PATUT DIPILIH. JANGAN PILIH JOKOWI-AHOK KALAU MEMANG TIDAK LAYAK UNTUK DIPILIH!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H