“Iya, bang! Walaupun rada nggak yakin…”
Setelah selesai mencoblos, ia mengirimkan pesan, “Deg-degan nih nunggu hasil quickcount…” Saya juga merasakan hal yang sama. Saya merasa seperti sedang menjadi penduduk DKI, berharap JAKARTA BARU! Terutama terkait pendidikan dan kesehatan, tata kota, penanganan banjir, hunian kumuh, dan kesenjangan sosial, sehingga semakin nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Hasilnya, pasangan nomor urut 3, Jokowi-Ahok, berada pada peringkat pertama! Padahal, sebelumnya, banyak yang mengira mereka hanya figuran saja dan dianggap lebih layak mengurusi daerah-daerah yang kecil saja. Setelah rampung perhitungan cepat, saya bercerita-cerita lagi dengan sahabat saya itu.
“Kenapa kamu pilih Jokowi-Ahok?”
“Yaaa, karena integritas dan kerja nyata mereka selama menjabat di daerah, bang!”
“Yakin? Bukan karena partai atau latar belakang lainnya?”
“Gini bang, aku nggak jadi golput dan akhirnya memilih mereka, itu bukan karena partai. Apalagi kalangan muda seperti kita. Kita lebih melihat teladan dan kiprah mereka selama ini.”
“Memang, idealnya, kita mesti memilih hanya karena pertimbangan visi, misi, program kerja, dan tentu track recordnya.”
“Iya, kita tunggu putaran kedua. Semoga mereka menang!”
“Baiklah! Kalau Tuhan merestui dan rakyat mendukung, pasti itulah pemenangnya!”
Saya, dengan jujur, walaupun tidak dekat dengan Jokowi-Ahok, sangat berharap mereka menang. Kenapa? Sederhana, seperti percakapan saya di atas. Indonesia butuh pemimpin muda yang berintegritas, program kerjanya pro rakyat, tidak korupsi, dan track recordnya jelas.