“Sampaikan rindu ini untuknya wahai cahaya”
“Apalah daya seorang pengembara yang telah terluka dalam dekapan ibu bumi tanpa jubah merah yang tak tampak lagi sinarnya”
Ibu bumi pun menyerahkan jiwa dan raga sang pengembara kepada Tuhan langit
“Baginda, lukanya terlanjur membusuk, harapnya penuh dengan keputusasaan laksana air jernih dalam segelas tinta hitam”
Tuhan langit pun membawanya kembali ke tanah pertiwi
Dia membangkitkanya dengan Kuasa dan CintaNya
Sang pengembara tersadar, kini dia dalam genggaman Tuhan langit, hatinya pun berbisik
“Apakah malaikat-malaikat itu telah menyampaikan rinduku kepadanya?”
Tuhan Langit Maha Mendengar bisikan sahaya Nya, dalam sekejap malaikat langit berkumpul menghadapNya
“Kami telah menyampaikan rindu yang dia titipkan kepada putri yang sempurna”
Sang pengembara bersimpuh seraya menutup wajahnya yang berlinang air mata bahagia
“Terima Kasih kupanjatkan kepadaMu Tuhan Langit, Jika Engkau menghendaki, hamba memohon kepadaMu lindungilah dia, sempurnakan akhlaknya, jauhkan dia dari segala perangai yang dapat menjauhkan dia dari jalanMu, Tuhan”