Tahu merupakan sajian tradisional yang populer di kalangan masyarakat Indonesia, disukai oleh berbagai kalangan. Selain memiliki nilai gizi yang baik, proses pembuatan tahu juga terjangkau dan sederhana. Kelezatan rasa tahu dan harganya yang terjangkau membuatnya menjadi favorit di semua lapisan masyarakat. Saat ini, industri tahu telah berkembang pesat di Indonesia.
Limbah yang dihasilkan oleh industri tahu umumnya terdiri dari dua jenis, yakni limbah padat dan limbah cair.
1. Pengolahan limbah padat
Limbah dari proses pembuatan tahu berupa ampas masih mengandung protein sebanyak 27 gram dan karbohidrat sebanyak 41,3 gram, sehingga memungkinkan untuk dapat dimanfaatkan kembali
Â
- Ampas tahu menjadi tempe gembus
Pengolahan ampas tahu menjadi tempe gembus melibatkan proses perendaman ampas dalam air selama 12 jam, diikuti oleh pengepresan untuk mengeluarkan air. Selanjutnya, ampas tahu yang bersih difermentasi dengan menaburi ragi tempe dan diaduk hingga merata. Ampas tahu kemudian ditempatkan dalam plastik dan diletakkan di rak-rak untuk menghindari serangga dan sinar matahari langsung selama 4-5 hari hingga kapang yang cukup tebal menutupi tempe gembus.
- Ampas tahu menjadi kerupuk
Ampas tahu juga dapat diolah menjadi kerupuk dengan cara dikukus, dicampur dengan tepung dan bumbu seperti bawang putih, merica, dan ebi. Campuran ini dibentuk memanjang, kemudian dikukus selama 2 jam. Setelah itu, kerupuk dikeringkan dengan menjemurnya hingga benar-benar kering. Setelah kering, kerupuk siap digoreng dan disantap.
- Ampas tahu menjadi tepung
Proses selanjutnya adalah mengubah ampas tahu menjadi tepung. Ampas tahu direndam dengan natrium metabisulfite 0,6% selama 2 jam untuk menghindari perubahan warna. Setelah dicuci dan dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3 hari, ampas tahu diblender dan diayak dengan ayakan 80 mesh untuk menghasilkan tepung
- Aneka kue