Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Para Oknum Ada Dimana-Mana

9 Agustus 2024   10:39 Diperbarui: 9 Agustus 2024   10:39 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pun mengikuti prosedur membuat SIM baru. Karena, jika SIM sudah mati atau lewat tenggang waktu, maka SIM dinyatakan sudah tidak berlaku dan wajib ngurus yang baru. Baiklah, saya ikuti peraturannya. Asal semuanya di proses secara fair.

Saya fotocopy KTP dan SIM sebanyak 4 rangkap. Kemudian masuk ke ruang Kesehatan. Hanya nulis dan nebak huruf yang ditunjukin si petugas, langsung selesai dan saya harus membayar Rp.65.000,-. Kemudian masuik ke ruang psikotes. Diruangan ini petugas meminta bayaran sebesar Rp.100.000 untuk dua SIM. Selesai psikotes, lanjut ke ruangan lagi. Disitu data saya mulai diketik. Kemudian dikasih selembaran untuk masuki ke ruang foto. Saya di foto oleh petugas serta sidik jadi di scan (semua jari-jari tangan saya). Setelah di foto dan scan, saya masuk ke ruang ujian.

Di ruang ujian ini saya gagal di SIM C tapi lulus di SIM A. saya lanjut ke tes drive. Disini saya disuruh memundurkan mobil hanya sekali belokan. Ya, jelas ada kendala. Saya harus memundurkan dan membelokkan mobil dalam beberapa kali Gerakan. Namun dinyatakan gagal.

foto dokpri
foto dokpri

Meski sudah masuk ke dalam area bertuliskan NO CALO dan No KORUPSI tapi tetap saja ada oknum yang mencoba menawarkan diri untuk mempercepat proses pembuatan SIM saya. Tapi saya tetap menolak dengan halus. Biarkan saya mengikuti proses jelimet ini asal benar-benar dilakukan dengan baik.

              Intinya, proses pembuatan SIM A & C saya dianggap gagal karena tidak lolos test. Meski kesal tapi ya, mau gimana lagi? Saya disruh datang dua minggu lagi. Hmmm... ribet ya, ngurus SIM yang dari tahun ke tahun masih saja banyak oknum calo.

Kalau menurut kalian, Oknum calo itu berdiri sendiri atau bergurita? Karena, nggak mungkin juga dia bekerja sendiri tanpa ada bantuan dari oknum-oknum lainnya. Jadi, intinya, dari masa ke masa yang Namanya oknum tetap beranak pinak.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun