Kesadaran untuk menjaga kebersihan dan bertanggung jawab atas sampahnya sendiri saja sangat minim. Jika dilihat dari penampilan saat mendaki sih boleh lah dikatakan keren. Mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala barang yang dipakai  semua serba mer merk. Tapi, giliran menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan eh, malah minus.
Sangat disayangkan, begitu banyak pendaki yang minus akhlak. Semakin banyak orang yang ngaku-ngaku sebagai pendaki gunung semakin rusak lah alam kita. Karena sesungguhnya mereka menjadi pendaki dadakan semata-mata bukan karena jiwanya pecinta alam sejati. Melainkan karena hanya FOMO alias Fear of Missing Out. Biar diakui keren oleh followers nya karena sudah memposting dirinya sedang berada di gunung. Tapi, dibalik semua foto atau reels kece tersimpan mental perusak alam kronis. Dengan seenaknya mencoret-coret petunjuk jalan, mencoret pohon atau batu-batu yang ada dijalur pendakian, meninggalkan sampah botol minuman, sampah plastik bekas bungkus makanan, punting rokok,.bahkan banyak juga ditemukan sampah bekas pembalut wanita, sampah celana dalam juga sampah-sampah lainnya.
Mungkin hampir di setiap basecamp tertulis peraturan agar tidak membuang sampah sembarangan. Juga dianjurkan agar membawa turun kembali sampah yang dibawa. Namun, peraturan tersebut hanyalah sebatas peraturan. Nyaris, hampir sepajang jalur pendakian di hampir semua gunung yang pernah saya daki banyak sampah berceceran.
Meski di beberapa gunung telah memberlakukan denda apabila ada pendaki ketahuan tidak membawa turun sampahnya kembali, namun itu pun masih sering kecolongan kalau sampah masih saja terlihat di sepanjang jalur. Â Kalau begitu, harus dengan cara apa lagi agar pendaki-pendaki yang tidak peduli dengan kelestarian lingkungan itu di hukum?
Kalau menurut saya sih, hukum sosial akan jauh lebih bermanfaat. Wajah-wajah mereka yang suka membuang sampah sembarangan di gunung dipajang di semua sosial media yang berhubungan dengan gunung dan pendakian. Biar nettizen yang bergerak untuk membuat mental mereka anjlok.Â
Memang tidak semua pendaki bermental bobrok ya. Banyak juga kok pendaki yang peduli sama alam. Mereka bertanggung jawab dengan sampahnya. Membawa turun sampah yang mereka punya. Terasuk saya dan teman-teman. Setiap kali mendaki gunung, kami wajib menyediakan satu plastic besar untuk tempat sampah agar sampah-sampah kami tidak berceceran. Kemudian, saat turun kami hompimpa untuk bertugas siapa yang membawa turun sampah tersebut. Â Jadi, tidak ada istilah sampah kecil dan sampah besar. Semua sampah tetap sampah. Jangan pernah ditinggalkan di gunung. Â
Untuk kamu yang mengaku pendaki, yok timbulkan kesadaran pada diri sendiri untuk menjaga lingkungan agar  bersih dimana pun kita berada. Bertanggung jawablah akan sampahmu sendiri. Dan ingat, sekecil apa pun sampah namanya tetap sampah. Jadi jangan pernah membuangnya sembarangan ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H