Jika kita melihat gunung dari kejauhan, pasti akan berdeca kagum akan keindahannya. Karena, dimana ada gunung pasti akan merefleksikan keindahan disekitarnya. Lihat saja pedesaan-pedesaan yang ada di bawah kaki gunung mana pun. mereka akan terlihat indah seperti lukisan. Jiwa kita pun terhanyut akan keindahannya.
Tapi, siapa sangka jika kita melihat lebih dekat lagi alias mendaki gunung dan melihat disekitarnya, maka, kita akan geleng-geleng kepala. Kenapa?
Karena, dibalik keindahan yang terlihat ternyata banyak tumpukan sampah atau sampah berceceran hampir di sepanjang jalur pendakian.
Perlu diketahui, permasalahan terbesar yang sering terjadi di dunia pendakian adalah masalah sampah yang banyak ditinggalkan para pendaki yang tidak bertanggung jawab atas sampahnya.  Mereka sengaja meninggalkan sampah-sampah bekas bungkus makanan mereka karena malas membawa turun kembali ke basecamp. Alhasil  banyak pendaki melakukan hal yang sama sehingga menjadi tumpukan sampah.
Bahkan Sempat Viral, Foto seorang warga Perancis bernama Benjamin yang pernah  mengangkut sampah seberat 1,6 Ton dari Gunung Rinjani. Bayangkan, sampah seberat itu ada di satu gunung,lho. Masih banyak gunung-gunung lainnya yang juga bermasalah dengan sampah.
Kala itu, Benjamin mengajak warga lokal, (warga Lombok) untuk ikut berpartisipasi membersihkan sampah yang ada gunung Rinjani. Jelas bukan hal yang mudah. Benyamin membayar mereka dengan harga yang layak untuk membantu misinya tersebut. Tumpukan sampah-sampah itu sudah diambang batas mengkhawatirkan tapi dasar memang tidak ada yang peduli, sampah-sampah itu dibiarkan saja.
Meski banyak yang menuding kalau misi si pria Perancis itu dianggap hanya sebatas untuk konten semata. Namun, dari niatnya saja kita sudah patut mengacungkan jempol. Dia rela menggalang dana dengan menjual kue untuk biaya membersihkan Gunung Rinjani bersama puluhan pemuda setempat. Â Â
Dia yang bukan warga Indonesia tapi begitu resah dengan kebiasaan buruk pendaki di Indonesia yang seenaknya membuang dan meninggalkan sampah sembarangan. Â Tindakan yang dilakukannya itu seharusnya membuat kita malu. Apalagi bagi yang mengaku-ngaku sebagai pendaki gunung. Pendaki seharusnya identic dengan pecinta alam. Eh, malah cenderung merusak alam. Â