Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hujan, Banjir, dan Sampah

11 Januari 2024   21:37 Diperbarui: 11 Januari 2024   21:40 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
banjir jakarta/Foto dokpri

Saya sudah memprediksi seandainya terjadi turun hujan tanpa henti, dijamin komplek ini akan kena banjir. Bukan menyumpahi tapi realita dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak mengindahkan kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.

Gong nya pun terjadi di bulan ketiga di tahun 2022 lalu. Banjir besar terjadi dan menggenangi pemukiman tempat tinggal saya. Semua warga panik karena  ketinggian air semakin lama semakin mengkhawatirkan. 

Awalnya hanya sebatas mata kaki perlahan-lahan mulai naik hingga sebetis orang dewasa. Kebayang seandainya anak kecil keluar rumah tanpa diawasi orang tua mungkin sudah kelelep. 

Warga mulai panik dan saling menyalahkan. Bahkan ada yang dengan vokal menyalahkan pemerintah. WHAT? Apa hubungannya banjir dengan pemerintah? Yang patut disalahkan diri anda sendiri. Tanya diri anda sendiri sudah sejauh mana anda menjaga kebersihan lingkungan? Sudah taat membuang sampah pada tempatnya?

banjir/foto dokpri
banjir/foto dokpri

Saya yang taat sekali pun akhirnya kena imbas dari mereka. Untungnya bangunan rumah saya sedikit tinggi sehingga air yang masuk hanya dipekarangan dan sampai bagasi doang. Meski tetap waspada seandainya debit air terus meninggi bisa-bisa air masuk ke dalam rumah. Bahaya! RT/RW dan warga pun terpaksa bergotong royong membersihkan gorong-gorong parit dan mengangkut tumpukan sampah yang luar biasa banyaknya. 

Salah satu penyenbab utama terjadinya  banjir jelas tumpukan sampah yang menggunung dan mampetnya saluran air ke kali. Jelas itu bukan salah alam melainkan salah manusianya.  

Gara-gara banjir, saya dan istri tidak bisa tidur dengan nyenyak. Karena selalu dihantui akan luapan air yang belum juga surut. Sampai keesokan harinya, debit air akhirnya semakin mengecil dan genangan air pun perlahan-lahan surut meski masih tetap ada bagian ruas jalan yang tergenang air.

Sebenarnya banjir yang melanda pemukiman saya bisa dijadikan pelajaran berharga untuk warga setempat juga orang-orang disekelilingnya, agar jangan sampai saat musim hujan berikutnya akan terjadi banjir part 2 lagi. Tapi, kemungkinan untuk banjir bisa terjadi. Karena, kebiasaan warga membuang sampah seenaknya masih saja dilakukan. Apalagi disaat musim kemarau tumpukan sampah masih juga memenuhi saluran parit di pemukiman.

banjir/foto dokpri
banjir/foto dokpri

Memang sangat susah mengubah kebiasaan yang sudah mendarah daging ya. Apakah kalian yang membaca tulisan ini bagian dari orang yang suka membuang sampah sembarangan atau sangat menjaga kebersihan lingkungan? Boleh sharing dong di kolom komentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun