Membaca berita di media sosial tentang pasien BPJS yang sering bermasalah dengan pihak Rumah Sakit, saya suka geleng-geleng kepala. Mereka mengeluh atas perlakukan dan pelayanan pihak RS yang suka menganaktirikan pasien yang menggunakan BPJS.Â
Mulai dari pelayanan yang tidak ramah, disuruh nunggu hingga berjam-jam bahkan sampai "katanya" ada pasien BPJS tidak dilayani dengan sigap sehingga akhirnya meninggal dunia.
Berita-berita tersebut berseliweran di jejaringan median sosial yang kemudian dibumbui dengan komentar-komentar netizen yang pedas menyerang pihak RS tanpa mau mendengar sumber yang berbeda. Sejujurnya, saya sendiri tidak mudah langsung percaya dengan berita tersebut. Karena sebagai pengguna BPJS, hingga detik ini saya tidak pernah bermasalah dengan pihak rumah sakit mana pun ketika saya berobat.
Seperti yang saya alami sejak sebulan lalu, saya harus rajin kontrol ke RS.Hermina Karawang, kebetulan saya mendapat rujukan dari klinik untuk dilakukan tindakan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter ortopedi yang ada di RS. Hermina.Â
Mungkin bukan kali ini saya berurusan dengan rumah sakit ini. Waktu terpapar covid tahun 2021 lalu, saya sempat mendekam alias diisolasi selama 10 hari di rumah sakit ini. Mulai dirujuk rawat inap hingga diperbolehkan kembali pulang ke rumah setelah 10 hari dilakukan isolasi dan perawatan.
Selama diisolasi, saya merasakan pelayanan rumah sakit benar-benar patut diacungin jempol. Mulai dari security, tim medis, dokter, suster hingga cleaning service, semua melakukan tugasnya dengan baik dan ramah. Ini bukan endorse ya. Tapi benar-benar ingin mengungkapkan rasa terimakasih atas pelayanan kepada pasien dengan sepenuh hati.
Setelah terbebas dari covid, saya sudah tidak pernah lagi berurusan dengan rumah sakit Hermina karena kondisi tubuh saya tidak pernah mengalami sakit yang mengharuskan di rawat di RS. Sampai pada akhirnya di bulan Desember 2023 lalu, lengan saya mengalami rasa sakit yang meradang.Â
Sempat menduga kalau itu hanya keseleo biasa tapi ternyata setelah berminggu-minggu berobat ke klinik tidak reda juga. Akhirnya saya dirujuk untuk konsultasi ke dokter ortopedi di RS Hermina.
Setelah sekian lama tidak menginjakkan kaki di rumah sakit itu, saya pun akhirnya berkunjung untuk berobat. Ternyata pelayanannya masih tetap baik. Dari pintu masuk disambut security yang ramah dan sopan. Ramah dan sopannya itu benar-benar terpancar dari raut wajahnya.Â
Tidak dibuat-buat atau fake smile. Bahkan, ketika saya hendak mendaftarkan sebagai calon pasien baru, lagi-lagi security membantu saya di mesin pendaftaran sampai nomer antrian keluar dari mesin tersebut.Â
Begitu juga dengan perawat yang melayani selanjutnya. Mengukur tensi dan berat badan dilakukan dengan ramah. Ini benar-benar diluar dari image buruk yang sering diberitakan di sosmed. Pelayanan pihak rumah sakit tidak ada pengecualian meski itu pasien umum ataupun pasien BPJS. Semua dilayani dengan baik.
Berhubung dokter yang akan memeriksa saya belum datang, saya menunggu di ruang tunggu bersama pasien-pasien lain yang juga memiliki kepentingan dengan dokter yang berbeda-beda. Sempat kaget melihat ruangan yang tidak begitu luas tapi pihak RS menyediakan space untuk ruang bermain anak-anak.Â
Tentu kita tahu, pasien anak kecil akan selalu rewel atau menangis saat berada di ruang tunggu. Mungkin karena bosan atau jenuh digendong orangtuanya terus. Tapi, entah ide brilian dari mana rumah sakit ini, mereka menyediakan ruang bermain dengan aneka permainan untuk anak-anak.Â
Jadi selama menunggu dookter, pasien yang membawa anak-anaknya bisa membiarkan anaknya bermain. Tentu dengan pengawasan orangtuanya juga agar tidak terjadi kecelakaan saat bermain.
Selagi menunggu, saya melihat beberapa calon pasien bolak balik membawa cup minuman kemudian duduk di tempat duduk sambil menikmati teh atau kopi. Karena penasaran, saya bertanya ke orang yang duduk di sebelah saya sambil menenteng cangkir kertas berisikan kopi. Aroma kopinya yang khas banget.
"Beli kopinya dimana, mas?"
"Nggak beli. Ambil aja disitu." Ujarnya sambil menujuk kearah rak dekat pintu masuk ruangan. Saya pun bergegas ke tempat yang ditunjuknya. Eh, ternyata benar kalau disitu ada meja kecil khusus tempat cangkir kerta, juga tersedia the, kopi dan gula saset yang diletakkan diwadanya.Â
Di sudut pintu ada dispenser yang menyediakan air panas dan dingin juga normal. Semua itu disediakan untuk pasien atau calon pasien yang sedang atau hendak berobat.Â
Mereka boleh menyeduh minuman yang mereka suka. Mau kopi atau teh, silahkan pilih. Luar biasa perhatian pihak rumah sakit untuk pasien dan calon pasiennya, bukan? Fasilitas tersebut juga disediakan tanpa membeda-bedakan apakah dia pasien umum atau BPJS. Semua punya hak yang sama untuk dilayani. Â
Hanya saja, sangat disayangkan, setelah pasien atau calon pasien menyeduh dan menikmati minuman mereka. Dengan seenaknya cangkir kertas bekas minuman diletakkan begitu saja. Apa susahnya membuang bekas wadah tersebut ditempat sampah yang sudah disediakan? Masak mengeluh akan pelayanan rumah sakit begitu gencar tapi ketika rumah sakit memberi pelayanan yang baik tapi tidak dihargai. Â Pasien-pasien dengan seenaknya saja meninggalkan sampah tanpa merasa bersalah.
Di sini saya menulis pengalaman akan pelayanan yang baik dari rumah sakit Hermina Karawang patut diacungi jempol. Selain pelayanan yang baik, mulai dari paling bawah sampai para dokter sehingga pasien pun merasa sangat dihargai. Sudah saatnya para pasein juga bersikap adil untuk memberikan feedback yang baik atas rumah sakit yang sudah melayani mereka dengan baik. Setuju?
Intinya, selama menggunakan jasa BPJS saya tidak pernah merasa dianaktirikan oleh klinik atau rumahsakit mana pun saya dirujuk. Bahkan pelayanannya pun tidak ada yang bersikap arogan atau jutek. Â
 Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H