Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mendaki Gunung Sindoro Jalur Alang-Alang Sewu ll Ini Pendakian yang Kedua Kalinya

15 Desember 2023   15:06 Diperbarui: 19 Desember 2023   00:08 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah melakukan registrasi dan pihak basecamp juga sudah memberi briefing dan mencatat segala apa-apa saja yang kami bawa saat hendak mendaki, kami pun berkemas untuk meninggalkan basecamp menuju batas vegetasi dengan menggunakan ojeg yang telah disediakan pihak basecamp.

Para ojeg merupakan warga setempat yang bekerja sebagai tukang antar jemput pendaki atau ngojek sambilan. Disediakan voucher seharga Rp.25.000 untuk sekali naik ojeg.

Gue dan teman-teman memilih naik ojeg sampai batas vegetasi. Meski banyak pendaki yang enggan naik ojeg dengan alasan klise,"Pendaki kok naik ojeg".

Prinsip gue sih, selagi gue mampu naik ojeg kenapa situ yang merinding disko? Ga ada paksaan untuk naik atau tidak naik ojeg. Semua tergantung keinginan masing-masing. Make your life as simple as you can!

3 of us foto dokpri
3 of us foto dokpri

Pukul 08;30 WIB

Tiba di batas vegetasi (setelah naik ojeg sekitar 15 menitan), kami mulai mendaki dari pintu gerbang vegetasi. Jalur yang kami lalui dihitung berdasarkan Patok dan pos. sepanjang pendakian ada sekitar 20 patok dan 4 pos. jarak dari satu patok ke patok berikutnya tidak ditentukan berapa meter jauhnya. Gue juga bingung, patok itu diukur dari apa? Terkadang dari satu patok ke patok berikutnya cukup jauh ada juga yang cukup dekat.

Dari batas vegetasi ke pos 1 kami melewati 4 patok. Di pos 1 kami hanya istirahat sebentar. Karena setiap kali berhenti tubuh kami sellau dihinggapi serangga berupa lalat atau tawon yang menggigit cukup menyengat. Bahkan gigitannya membuat darah mengucur. Oleh karena itu, kami memilih langsung tancap gas ketimbang berlama-lama berhenti.

Lanjut ke pos 2 kami melewati patok-patok berikutnya. Di patok ke 7 terdapat sumber mata air yang dinamakan sumber mata air dua bidadari. Airnya cukup deras. Agar tidak mubajir maka aliran air tersebut dibuat kran yang bisa dibuka tutup.

Kami memanfaatkan sumber mata air tersebut untuk mengisi botol minuman kami yang mulai berkurang untuk stok selama di gunung nanti. Meski setelah mata air dua bidadari masih ada satu sumber mata air lagi di atas.

Tapi kami memilih dua bidadari yang lebih praktis. Kalau sumber mata air berikutnya butuh waktu 30 menit untuk menemukannya dari jalur yang dilalui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun