Apa yang ada dibenakmu ketika mendengar kata "mobil ambulance"? Atau apakah kamu pernah berurusan dengan mobil ambulance? Juga, apa yang akan kamu lakukan ketika saat di jalan mendengar suara sirine ambulance? Cuek saja atau langsung meminggirkan kendaraanmu dan mempersilahkan mobil ambulance melaju?
Jujur, gue punya pengalaman yang sangat mendalam dengan mobil ambulance. Oleh karena itu, setiap kali mendengar suara sirine ambulance, gue langsung menepikan kenadaran gue agar ambulance bisa melaju dengan cepat. Karena, dalam Undang_Undang pun, tertulis kalau kita wajib memprioritaskan ambulance melintas karena kondisi darurat.
Pengalaman mendalam pertama yang gue alami adalah ketika masih duduk dibangku SMP, waktu itu mobil ambulance datang kerumah mau membawa ibu ke Rumah Sakit. Waktu itu kondisi ibu memang dalam keadaan sakit yang harus dibawa ke Rumah Sakit pakai ambulance. Melihat mobil ambulance datang ke rumah, anak yang masih berusia 14 tahun langsung berfikiran negatif. Dalam bayangan gue waktu itu ibu dalam keadaan sekarat sehingga dibawa ke rumah sakit pakai ambulance. Isak tangis pun pecah. Aku dan adik meraung-raung minta ikut menemani ibu. Tapi, karena usia yang masih kecil tidak diperbolehkan ikut. "Nanti, kalau sudah di RS kita akan menjenguk ibu," ucapk kakakku.
Setelah ibu di dalam mobil, mobil ambulance melaju meninggalkan rumah dengan suara sirine yang menyala. Isak tangi masih tetap tidak bisa reda. Kakak-kakakku membujuk agar berdoa ketimbang menangis.
Mungkin sudah firasat, seminggu setelah ibu di RS, siang hari, saat pulang sekolah, gue melihat mobil ambulance berhenti di depan rumah. Kali ini isak tangis kembali pecah. Karena Ambulance membawa kembali ibu dalam kondisi sudah meninggal dunia. Rasanya dunia mau runtuh melihat jasad ibu terbujur kaku di balik kain putih.
       Sejak saat itu, ada rasa trauma setiap kali melihat dan mendengar suara sirine ambulance. Memoriku membawaku kembali ke masa-masa SMP-ku ketika ibu dibawa ke RS dan kembali ke rumah dalam keadaan sudah tak bernyawa. Mobil ambulance menyimpan memori mendalam dan pahit bagikut.
Itu sebabnya, kenapa gue paling marah jika melihat di sosmed ada pengendara mobil atau motor yang cuek dan mengabaikan suara sirine ambulance. Bukannya meminggirkan mobilnya eh, malah terus melaju dibalik suara sirine meraung-raung minta jalan.
Kejadian memilukan kembali terjadi padaku juga keluarga.
       Bukan September 2023 kemarin, Nantulang gue (Bibi atau tante) istri dari Tulang (Paman atau Om) sedang sakit dan dirawat di rumah sakit kota Duri. Karena perlengkapan medis di RS tersebut masih terbatas maka, Nantulang gue mau di rujuk ke RS Riau. Dari kota Duri Nantulang dibawa pakai ambulance menuju RS Riau. Di dalam ambulance, selain Nantulang yang terbaring tak berdaya, ada 2 menantunya yang menemani. Sementara sepupu gue nyusul pakai motor.
Na'as-nya, 20 menit setelah Ambulance meninggalkan RS Duri, mobil ambulance yang ditumpangi Nantulang dan menantunya mengalami kecelakaan. Dari arah berlawanan, ada truk tangki minyak melaju dengan cepat tanpa mempedulikan ambulance sedang melaju juga didepannya. Bukannya memperlambat kecepatan, truk tangki tersebut justru tetap dalam kecepatan tinggi. Seketika terjadi tabrakan (laga kambing).
Tragisnya lagi, Semua penumpang yang ada di dalam ambulance terpental keluar termasuk Nantulang yang terbaring di tempat tidur khusus pasien. Posisi Nantulang gue terlempar sampai ke jalan raya yang mengakibatkan pendarahan di kepala karena terbentur aspal. Terjadi pendarahan yang mengakibatkan nantulang meninggal di tempat.
       Mendapat kabar duka ini seluruh keluarga terkejut. Karena dalam WAG keluarga, kami yang bersaudara masih saling mendoakan agar proses pemindahan Nantulang dari Duri ke RS Riau dilancarkan juga agar penyakitnya bisa ditangani dengan baik oleh dokter. Ternyata Tuhan berkehendak lain, belum sampai ke RS Riau, ajal sudah menjemput Nantulang. Sangat sedih dan tragis.
Bahkan, saudara yang mendampingi Nantulang pun mengalami luka-luka yang serius. Mulai dari patah tulang hingga luka berat yang butuh perawatan. Proses evakuasi pun dilakukan dan penyerahan jenazah juga dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Tragis!
       Begitulah pengalaman mendalam yang gue alami yang berhubungan dengan mobil ambulance. Untuk anda yang belum merasakan seperti apa orang-orang yang ada di dalam mobil ambulance, sebaiknya berempatilah untuk mengalah jika melihat dan  mendengar suara sirine ambulan disekitarmu. Izinkan mereka melintas. Karena di dalam mobil tersebut ada kecemasan yang terjadi yang berhubungan dengan nyawa. Jika dibalikkan kejadiannya, anda atau sanak saudara anda yang ada di dalam ambulance, apa yang akan anda lakukan?
Semoga kita memiliki empati dan hati nurani. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H